Bisnis.com, DENPASAR – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (OJK NTB) mendorong peningkatan ekonomi daerah melalui dukungan pengembangan perkebunan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan NTB.
Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo menjelaskan komoditas kakao dikembangkan melalui skema ekosistem closed loop dengan dukungan industri jasa keuangan, sehingga dapat tumbuh secara berkualitas.
Langkah tersebut juga merupakan bentuk scale up komoditas kakao yang telah dikembangkan oleh Kantor OJK Provinsi Bali sejak tahun 2024.
Untuk itu OJK memberikan materi pengelolaan keuangan untuk pelaku usaha, serta menghadirkan pemateri dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB dan industri jasa keuangan dari sektor perbankan.
Dukungan modal pembiayaan akan dikolaborasikan dengan produk kredit/pembiayaan melawan rentenir dalam program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Lombok Utara.
Rudi menjelaskan tugas OJK di daerah selain berfungsi untuk menjaga stabilitas sektor keuangan serta memberikan perlindungan kepada konsumen dan masyarakat, juga berperan untuk mendukung program pembangunan perekonomian daerah, sehingga diperlukan upaya terobosan antara OJK bersama dengan Pemerintah Daerah dan stakeholders.
Baca Juga
“Perekonomian NTB dapat tumbuh melalui pengembangan komoditas yang mampu memberi impact positif kepada masyarakat. Kami telah memetakan berbagai komoditas unggulan di NTB, dan kakao merupakan salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi,” jelas Rudi dari keterangan resminya, Rabu (28/5/2025).
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB menjelaskan, Ahmad Ripai menjelaskan saat ini 60% perkebunan kakao NTB ada di Lombok Utara, dengan jumlah produksi 1.669 ton biji kering per hektar dan digeluti oleh 4.600 kepala keluarga.
Dengan tren harga kakao yang relatif naik hingga mencapai Rp140.000, maka perkebunan kakao sangat menjanjikan bagi masyarakat khususnya di wilayah Lombok Utara
“Budidaya dan perlakuan pasca panen yang baik dan benar akan menghasilkan produksi yang optimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani,” jelas Ripai
Ketua Kelompok Tani Kakao, Pardan menjelaskan mayoritas petani kakao belum mengakses pembiayaan dari perbankan, sedangkan kami membutuhkan modal untuk pemeliharaan tanaman dan pemupukan.
“Kami berharap upaya yang digagas OJK ini dapat mendorong hasil kakao semakin produktif dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat,” jelas Pardan