Bisnis.com, DENPASAR – Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung, Kota Denpasar masih menjadi tujuan pembuangan sampah di Kota Denpasar akibat kurang optimalnya program pemilahan di tingkat rumah tangga.
TPA ini menjadi penampungan berbagai macam sampah yang bercampur menjadi satu hingga makin sulit untuk diolah.
Gunung sampah TPA Suwung yang terletak di kawasan Denpasar Selatan, telah menjadi isu lingkungan utama di Bali. TPA seluas 32,4 hektare ini menghadapi tantangan serius terkait daya tampung dan pencemaran lingkungan.
Akibatnya, sampah di TPA Suwung semakin menumpuk bahkan sudah berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar, seperti menimbulkan bau tidak sedap hingga Jalan Raya By Pass Denpasar.
Padahal kawasan sekitar TPA Suwung merupakan kawasan investasi dan pariwisata seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura - Kura Serangan yang sedang dalam pembangunan.
Kepala UPTD Pengelolaan Sampah DKLH Bali Ni Made Armadi menjelaskan masalah TPA Suwung sudah kompleks, contohnya saat musim hujan truk akan mengantri mengantar sampah.
Baca Juga
Kemudian kurang optimalnya pengolahan air lindi karena kerusakan alat. Hal itu kemudian menimbulkan dampak serius yaitu rembesan lindi ke hutan bakau dan mematikan sejumlah pohon bakau pada beberapa area.
"Apalagi saat hujan, truk pengangkut harus antre. Itu sering menimbulkan masalah di lapangan," jelas Armadi dari siaran pers, Senin (26/5/2025).
Gubernur Bali, Wayan Koster menjelaskan masalah TPA Suwung sudah bersifat penting dan mendesak. Sehingga membutuhkan solusi komprehensif.
Koster menjelaskan dalam waktu dekat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq akan meninjau langsung TPA Suwung untuk mencari solusi penanganan sampah.
"Persoalan krusial TPA Suwung telah mendapat perhatian pemerintah. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan berkunjung langsung, Berbagai persoalan itu nantinya akan disampaikan kepada Menteri LHK agar bisa segera dituntaskan," jelas Koster.