Bisnis.com, DENPASAR - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami inflasi sebesar 1,15% Year-on-Year (YoY) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,97. Sedangkan secara bulanan atau Month-to-Month (MtM) inflasi di NTB tercatat 2,04%.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menjelaskan bahwa secara bulanan tarif listrik memberikan andil terbesar terhadap inflasi NTB pada Maret 2025 setelah dihentikannya kebijakan subsidi tarif listrik mulai bulan lalu.
Sebelumnya, pemerintah menerapkan subsidi tarif listrik hingga separuh yang membantu menekan tingkat inflasi di NTB.
"Pemerintah menurunkan tarif listrik yang di bawah 2.200 Kwh setengahnya (50%), sedangkan pada Maret 2025 berlaku normal. Ini salah satu penyebab kenapa kelompok pengeluaran rumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memiliki andil yang paling besar terhadap inflasi," kata Wahyudin, Selasa (8/4/2025).
Kemudian komoditas yang memberikan andil inflasi besar yakni cabai rawit. Lebih dari itu Wahyudin menyebut harga cabai mencapai Rp200.000 per kg pada Maret 2025.
Selain itu juga ada ikan teri, emas perhiasan, daging ayam ras, bawang merah, ikan nila, kelapa, minyak goreng, pepaya, mie kering instan, kopi bubuk, susu cair kemasan, angkutan laut, telur ayam ras, baju muslim wanita, apel, pisang, udang basah, daging sapi.
Baca Juga
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi secara bulanan pada Maret 2025 antara lain angkutan udara, ikan layang/ikan benggol, cabai merah, tomat, bayam, wortel, cumi-cumi, beberapa jenis ikan, telepon seluler, kol putih/kubis, kunyit.
Pada Maret 2025, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi (YoY) yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,59% kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,59%, kelompok pendidikan sebesar 0,15%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,15%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09%.
Kelompok kesehatan sebesar 0,07%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03%.
Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi (YoY) yakni kelompok transportasi sebesar 0,01%, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,5%.