Bisnis.com, TABANAN - Kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan saat tahun baru atau di 1 Januari 2025 diprediksi mencapai 10.000 orang.
Asisten Manager Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, I Putu Toni Wirawan menjelaskan libur tahun baru menjadi puncak kunjungan wisatawan ke Tanah Lot. Trend peningkatan kunjungan sudah terlihat sejak libur Natal 2024, kunjungan wisatawan yang saat hari biasa sekitar 4.000 - 5.000 wisatawan per hari, meningkat menjadi 6.000 - 8.000 wisatawan per hari.
"Tren kunjungan sudah meningkat sejak 22 Desember 2024, jelang libur Natal dan Tahun Baru, Minggu (28/12/2024), kunjungan tembus 8.000 wisatawan per hari," jelas Toni kepada media, Senin (30/12/2024).
Kunjungan didominasi oleh wisatawan mancanegara dari kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, kemudian wisman Eropa, Amerika. Kunjungan wisatawan domestik juga meningkat jika dibandingkan kunjungan normal. Dari pantauan Bisnis, kunjungan wisatawan domestik juga didominasi oleh wisatawan rombongan yang menggunakan bus pariwisata, rata - rata berasal dari Pulau Jawa.
Di Tanah Lot, wisatawan menikmati pemandangan Pura Tanah Lot, yang selama ini menjadi salah satu ikon pariwisata Bali. Pura yang berada di tepi pantai ini banyak menarik perhatian wisatawan karena menyajikan pemandangan yang indah. Terutama saat sunset di sore hari.
Manajemen sendiri sudah melakukan persiapan untuk menyambut wisatawan, mulai dari menyiapkan petugas di area wisata, menyiapkan kantong parkir tambahan untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan yang masuk. Menurut Toni. "Kami sudah menyiapkan skema untuk antisipasi lonjakan kunjungan, terutama kantong - kantong parkir untuk menampung kendaraan," ujar Toni.
Baca Juga
Tanah Lot ini terletak di Tabanan, hanya berjarak 30 km dari Denpasar. Sedangkan puranya terletak sekitar 300 meter di lepas pantai. Pura Tanah Lot diyakini berasal dari abad ke-16 menurut penuturan dari Dang Hyang Nirartha, seorang tokoh agama yang dihormati di Bali.
Dang Hyang Nirartha dipercaya sebagai tokoh yang membuat sistem tiga kuil di desa-desa di Bali. Beliau menetapkan lokasi pembagian kuil dimana kuil yang di bangun di sebelah utara desa diperuntukkan untuk Dewa Brahma, di tengah desa untuk Dewa Wisnu, sedangkan kuil di sisi selatan untuk Dewa Siwa