Bisnis.com, DENPASAR - Perusahaan asal China, Weiming Environmental Protection Group menyatakan ketertarikan berinvestasi pengolahan sampah di Provinsi Bali.
Bahkan para pimpinan perusahaan asal negeri tirai bambu tersebut langsung datang ke Bali melakukan presentasi di hadapan PJ Gubernur Bali menyatakan kesiapan mereka mengatasi masalah sampah yang selama ini menjadi masalah panjang.
President of Weiming Environment Protection Group, Wu Liang Cheng menjelaskan rencana pengolahan limbah di Bali.
Pada tahap awal, Weiming akan memproses 1.500 ton sampah per hari, dan pada tahap kedua akan ditingkatkan menjadi 750 ton per hari, dengan total kapasitas mencapai 2.250 ton per hari.
"Total investasi yang kami rencanakan mencapai US$225 juta, dengan US$160 juta dialokasikan untuk tahap pertama. Proyek ini akan mengikuti standar China dan menjadi proyek acuan untuk pembangkit listrik tenaga sampah di Bali," jelas Wu Liang dikutip dari siaran pers, Minggu (8/9/2024).
Proyek pengolahan sampah ini menggunakan model BOO (Build-Operate-Own) dengan jangka waktu waralaba selama 40 tahun. Setelah masa waralaba berakhir, aset proyek tetap menjadi milik Weiming Environmental Protection.
Baca Juga
Saat ini, jumlah penduduk Provinsi Bali pada tahun 2023 mencapai 4,4 juta jiwa, dengan jumlah sampah domestik yang dihasilkan sebanyak 1,229 juta ton. Dari jumlah tersebut, 933.500 ton berhasil dikumpulkan, dengan tingkat pengumpulan sekitar 75,95%.
Oleh karena itu, teknologi pengolahan sampah yang mencakup sistem penyimpanan dan pengangkutan, pembakaran sampah, pemurnian gas buang, pengolahan abu, instrumen kelistrikan, dan sistem kendali otomatis sangat dibutuhkan Bali untuk menangani masalah sampah di masa depan.
Teknologi pembakaran sampah yang ditawarkan oleh Weiming menghasilkan gas buang bersuhu tinggi yang digunakan untuk menghasilkan uap dan menggerakkan pembangkit listrik. Gas buang tersebut dimurnikan dan dibuang sesuai standar lingkungan yang ketat.
Sementara itu, PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menjelaskan penanganan sampah di Bali selama ini masih mengalami kendala, sehingga investasi dari China ini diharapkan mampu menuntaskan masalah sampah tersebut.
Mahendra juga menjelaskan rencana pengembangan Desa Temesi di Gianyar sebagai lokasi TPA yang tidak hanya akan difungsikan sebagai tempat pengolahan sampah, tetapi juga sebagai destinasi wisata ramah lingkungan.
TPA Temesi memiliki daya tampung yang cukup besar dengan kapasitas 4 ton sampah per hari, sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi masalah sampah di Bali.
"Salah satu masalah utama adalah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, yang menjadi perhatian serius karena Bali menjadi tuan rumah berbagai event internasional," ujar Mahendra.
Mahendra menerima Letter of Intent (LOI) dari President of Weiming Environment Protection Group, WuLiang Cheng, sebagai langkah awal dalam kerjasama pengolahan sampah di Bali.