Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Daerah Bali Membaik, Ini Penopangnya

Paruh pertama 2024, realisasi PAD Bali mencapai Rp3,1 triliun dengan Rp181 miliar-nya berasal dari pungutan wisman.
Kendaraan melintas di Jalan Ngurah Rai, Nusa Dua, Bali./Antara-Nova Wahyudi.
Kendaraan melintas di Jalan Ngurah Rai, Nusa Dua, Bali./Antara-Nova Wahyudi.

Bisnis.com, DENPASAR - Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bali I Made Santha mengatakan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) semester I 2024 lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya, salah satunya karena adanya pungutan wisatawan mancanegara (wisman).

“Kalau melihat realisasi tahun ini lebih sehat dibandingkan tahun 2023, jadi perbandingan sehat kurang lebih Rp200 miliar, termasuk di antaranya berkat pungutan wisman,” kata Kepala Bapenda Bali I Made Santha di Denpasar, Bali, Selasa (13/8/2024).

Ia menyebutkan pada paruh pertama 2024, realisasi PAD Bali mencapai Rp3,1 triliun dengan Rp181 miliar-nya berasal dari pungutan wisman yang sebesar Rp150.000 per kunjungan.

Apalagi, kata dia, saat ini sudah memasuki musim tinggi kunjungan sehingga ditargetkan pendapatan dari pungutan wisman lebih meningkat lagi hingga Rp250 miliar sampai penghujung tahun 2024.

Ia mengingatkan bahwa PAD Bali tidak hanya berasal dari retribusi seperti pungutan kunjungan namun juga pajak daerah, kekayaan daerah, dan pajak lain-lain yang sah.

Sehingga jika dilihat keseluruhan, Santha menyebut pendapatan tertinggi paling terasa dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang mencapai 79% dari total Rp3,1 miliar.

“Termasuk pertumbuhan kendaraan baru (penyumbang PAD), kita semua sempat mengalami pandemi Covid-19 barangkali selama itu tidak ada yang melirik investasi di otomotif dan duitnya masih disimpan, sehingga pasca-pandemi 2022-2023 pertumbuhannya keren sekali,” ujarnya.

Di penghujung 2023, capaian PAD Bali hampir menyentuh Rp4,6 triliun, sehingga tahun ini Pemprov Bali menargetkan setidaknya capaian realisasi pendapatan berada pada jumlah yang sama.

“Target di APBD induk kami di Rp4 triliun, tapi di APBD Perubahan target kami Rp4,6 triliun, mudah-mudahan ketemu, tugas kami mencari sampai Rp4,6 triliun tapi kalau yang sekarang sudah Rp3,1 triliun dikalikan dua ya bisa sampai Rp6 triliun,” kata Santha.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper