Bisnis.com, DENPASAR – Penyaluran kredit ke sektor pertanian di Kabupaten Tabanan dari Bank Mandiri Rp20 miliar atau 20% dari penyaluran ke sektor produktif yang nilainya sudah mencapai Rp100 miliar sejak 2014 hingga 2024.
Vice President Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara, Sony Ardo menjelaskan, pembiayaan ke petani diberikan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun kredit usaha mikro mandiri.
“Setiap petani bisa memperoleh Rp500 juta dari Bank Mandiri. Ini akan terus kami optimalkan agar porsi pembiayaan ke petani dan sektor produktif lainnya diatas 50%,” jelas Sony kepada media dikutip pada Senin (8/12/2024).
Sony menjelaskan pembiayaan ini bagian dari dukungan Perbankan terhadap sektor pertanian di Tabanan, yang merupakan lumbung pangan Pulau Dewata. Sony menyebut membiayai semua komoditas mulai dari kopi, kakao, padi, dan komoditas lainnya. Pembiayaan tersebut ditujukan untuk pembiayaan dari masa tanam seperti pembibitan, pemupukan hingga masa panen.
Selain memberikan pembiayaan, Bank Mandiri juga mendukung digitalisasi pertanian di Tabanan dengan berkolaborasi ke pihak ketiga.
Menurutnya Bank Mandiri berperan menyambungkan aplikasi digital pertanian yang sudah ada seperti Postalasi ke aplikasi Livin Bank Mandiri. Adapun jumlah pengguna aplikasi sudah mencapai 30 juta dan menjadi pasar yang potensial bagi komoditas pertanian di Bali.
Baca Juga
Sebagai informasi, penyaluran kredit mencapai Rp106,34 triliun atau tumbuh 6,65% (YoY) lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,27% (YoY). Penyaluran kredit Bank Umum di Bali sebesar Rp93,69 triliun atau tumbuh 7,42% (YoY) lebih tinggi dibandingkan posisi April 2023 yang sebesar 3,25% (YoY).
Sementara itu, penyaluran kredit BPR posisi April 2024 mencapai Rp12,65 triliun atau tumbuh 1,33% (YoY), lebih rendah dibandingkan posisi April 2023 yang sebesar 3,40% (YoY).
Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor bukan lapangan usaha (konsumtif) sebesar 34,18% dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 29,94%.
Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di sektor perdagangan besar dan eceran yang bertambah sebesar Rp1,52 triliun atau tumbuh 5,02%, serta sektor penerima kredit bukan lapangan usaha sebesar Rp1,50 triliun atau tumbuh 4,32%. Berdasarkan kategori debitur, sebesar 53,15% kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 8,47% (YoY), lebih tinggi dibandingkan April 2023 yang tumbuh 4,94% (YoY).