Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor India Garap Hilirisasi Rumput Laut di Teluk Ekas

Sea6 Energy terlebih dahulu sudah melakukan pengolahan rumput laut di Kabupaten Buleleng, Bali.
Nelayan memindahkan rumput laut yang dipanennya di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, Senin (4/9/2019)./Bisnis
Nelayan memindahkan rumput laut yang dipanennya di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, Senin (4/9/2019)./Bisnis

Bisnis.com, DENPASAR – Perusahaan asal India, PT Sea6 Energy menjadi investor yang digandeng pemerintah untuk menggarap proyek hilirisasi rumput laut di Teluk Ekas, Lombok Timur. Nama Sea6 Energy bukan pemain baru dalam industri rumput laut, perusahaan ini terlebih dahulu sudah melakukan pengolahan rumput laut di Kabupaten Buleleng, Bali.

Di Teluk Ekas, Sea6 Energy akan terlibat dalam budi daya rumput laut seluas 100 hektare, proyek ini juga melibatkan BRIN, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Prospera, MTCRC, Konservasi Indonesia, Universitas Mataram. Proyek budi daya ini diyakini memberi banyak manfaat ekonomi seperti investasi sebesar US$2,5 juta, penciptaan tenaga kerja langsung sebanyak 100-150 orang, produksi rumput laut basah 10.000, 15.000 ton per tahun, dan setara produksi biostimulant yang dapat mencakup 1-2 juta lahan pertanian.

Proyek skala besar ini langsung berada di bawah kontrol Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. Saat meninjau kawasan budidaya Teluk Ekas pada Rabu (29/2/2024). Luhut menjelaskan proyek hilirisasi rumput laut di Teluk Ekas sebagai komitmen pemerintah untuk mengurangi impor komoditas mentah dan sekaligus membuka kawasan industri baru di daerah.

Menurutnya lebih dari 70% luas Indonesia adalah laut dengan 12 juta ha dialokasikan untuk budi daya. Namun dengan segala keunggulan yang dimiliki, produksi rumput laut Indonesia masih belum optimal. Menko Luhut menjelaskan saat ini budi daya rumput secara nasional laut baru mencapai 102.000 hektar atau 0,8%-nya saja. Lebih dari 60% ekspor rumput laut masih dalam bentuk mentah atau rumput laut kering, dengan hilirisasi yang terbatas.

“Dari rumput laut kita dapat memproduksi biostimulant atau pupuk organik yang dapat membantu masalah subsidi pupuk dan ketahanan pangan. Biodegradable plastic yang dapat mengatasi masalah sampah plastik Indonesia. Bahan pangan, seperti pengganti gandum pada mie, yang dapat mengurangi impor gandum. Biofuel yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan masih banyak lagi,” jelas Luhut dari siaran pers, Rabu (1/3/2024).

Percepatan industri rumput laut melibatkan kementerian dan lembaga lainnya, di antaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian BUMN, Kementerian Investasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, pemerintah daerah, universitas maupun mitra pembangunan.

Beberapa program yang akan dilaksanakan di antaranya penyediaan bibit berkualitas, pemetaan potensi lahan dengan menggunakan satelit, penyederhanaan perizinan berusaha, riset jenis rumput laut unggul dan kualitas lingkungan, penyiapan aspek sosial ekonomi, peningkatan mutu pengolahan hasil dan market generation.

Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, H.E. Sandeep Chakravorty menjelaskan proyek budi daya rumput laut skala besar di Lombok adalah contoh nyata kerja sama India-Indonesia dalam ekonomi biru. Sea6 Energy adalah produk ekosistem inovasi bioteknologi India. Mereka adalah pionir teknologi budi daya dan pengolahan rumput laut secara global.

“Investasi yang lebih besar dalam budi daya rumput laut dapat menjawab tantangan dalam memproduksi bahan baku industri yang dapat terbiodegradasi seperti biofuel dan bioplastik. Investasi Sea6 di Indonesia menciptakan lapangan kerja lokal yang ramah lingkungan, mengembangkan keterampilan, menciptakan peluang, dan membangun ekonomi lokal yang berkelanjutan. Kami senang bahwa perusahaan seperti Sea6 berkomitmen untuk meningkatkan budi daya dan pengolahan rumput laut di Indonesia,” Kata Sandeep.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper