Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Targetkan 7 Juta Kunjungan Wisman di 2024, Realistis?

Target tersebut bisa menjadi peluang dan sekaligus beban bagi Bali, meningkatnya kunjungan wisatawan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali.
Wisatawan mancanegara menunggu keberangkatan pesawat, di bandara Internasional Ngurah Rai, Bali./Bloomberg-Putu Sayoga
Wisatawan mancanegara menunggu keberangkatan pesawat, di bandara Internasional Ngurah Rai, Bali./Bloomberg-Putu Sayoga

Bisnis.com, DENPASAR – Pemerintah menargetkan kunjungan 12 juta wisatawan secara nasional di 2024, dan 5,5 juta – 7,5 juta pelancong atau 50% dari target nasional tersebut dibebankan ke Pulau Dewata yang memang menjadi pintu utama masuknya wisman ke Indonesia.

Target tersebut bisa menjadi peluang dan sekaligus beban bagi Bali, meningkatnya kunjungan wisatawan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali, apalagi PDRB Bali 53% berasal dari sektor pariwisata. Di sisi lain, target tinggi akan menjadi beban berat pariwisata Bali karena industri pariwisata sedang menghadapi sejumlah masalah mendasar yang belum terselesaikan, seperti masalah lingkungan dan kemacetan di Bali Selatan.

Pelaku pariwisata Bali tetap optimis atas target kunjungan tersebut, apalagi kunjungan wisman ke Bali pada 2023 sudah tembus di 5,3 juta wisman, paling banyak dari Australia, kemudian India, China, Inggris dan Amerika Serikat.

Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Parta Adnyana atau Gus Agung, mengatakan sejumlah negara masih menjadi pasar potensial bagi Bali, seperti China dan India yang kunjungannya ke Bali dinilai belum optimal di 2023. Oleh karenanya, kunjungan wisman dari kedua negara tersebut masih bisa ditingkatkan di 2024.

Gus Agung menilai ada pergeseran tren kunjungan dari wisatawan China, jika sebelumnya mereka datang hanya murni untuk berwisata, ke depannya kunjungan wisman China akan bergeser ke kunjungan study tour yang bekerjasama dengan sejumlah lembaga pendidikan di Bali.

“Wisman China akan banyak melakukan study tour ke Bali, mereka telah menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga seperti Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dan lembaga bersertifikat lainnya. Jadi trennya adalah kombinasi perjalanan bisnis, Pendidikan dengan rekreasi, jadi pergeseran ini perlu dipahami,” jelas

Selain itu, kunjungan pariwisata Bali di 2024 juga akan didukung oleh kegiatan MICE dan beroperasinya dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, dan KEK Kura – Kura Serangan di Denpasar. KEK Kesehatan Sanur yang dilengkapi dengan fasilitas gedung convention terbesar di Bali bisa mendatangkan berbagai kegiatan mice level internasional.

Bali juga akan fokus menggarap pasar wisata ramah lingkungan, karena menurut Gus Agung potensi pasarnya sangat besar. Saat ini banyak wisman sudah mencari destinasi ramah lingkungan seperti hotel yang sudah menggunakan energi ramah lingkungan seperti LNG, CNG. Gus Agung menjelaskan industri pariwisata Bali terus berupaya untuk mengimplementasikan pariwisata berkelanjutan.

“Inisiatif – inisiatif baru telah diperkenalkan, termasuk program pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berbasis komunitas,” jelas Gus Agung.

Selain optimistis, Gus Agung juga mengakui sejumlah masalah seperti kemacetan dan sampah yang belum teratasi menjadi tantangan pariwisata Bali di 2024. Kemacetan yang terjadi di Bali Selatan bisa menghambat pergerakan wisatawan ke destinasi tujuan, misalnya ke Ubud yang harusnya bisa ditempuh 1 jam kini menjadi 2 sampai 3 jam karena macet.

Pengamat pariwisata yang juga Analis BTB Bali, Trisno Nugroho menjelaskan target kunjungan 7 juta wisman merupakan target optimis dari pemerintah karena melihat agresivitas kunjungan wisman Bali sepanjang 2023 yang sudah melampaui target. Akan tetapi yang perlu diperhatikan sejumlah tantangan seperti kondisi geopolitik global yang bisa berubah, kemudian kondusifitas politik jelang Pemilu 2024.

Trisno menjelaskan pertumbuhan ekonomi negara besar seperti China, Amerika juga perlu diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kunjungan wisman dari negara tersebut ke Bali.

“Pada 2024 prinsipnya optimis tapi hati - hati, ada pesta demokrasi, kondisi global juga, ekonomi global turun karena ada masalah geopolitik, Kami menunggu bagaimana China,  India tumbuh, termasuk Amerika karena akan berpengaruh ke kunjungan wisman,” ujar Trisno

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper