Bisnis.com, DENPASAR – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Provinsi Bali sepanjang 2023 didominasi oleh ekspor produk industri pengolahan seperti produk–produk kerajinan, pengolahan ikan dengan nilai ekspor US$533,59 juta.
Kepala BPS Provinsi Bali Endang Sri Subiyandani menjelaskan porsi ekspor Bali pada Januari-November 2023 didominasi oleh ekspor produk industri pengolahan, dengan persentase sebesar 91,53 persen dari total keseluruhan ekspor. Jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, nilai ekspor sektor industri pengolahan turun sebesar 6,54 persen.
Nilai ekspor produk pertanian pada periode Januari-November 2023 tercatat naik sebesar 17,61%, sementara nilai ekspor produk pertambangan juga naik sebesar 114,60% dibandingkan capaian periode sebelumnya. “Nilai ekspor produk industri pengolahan dari Januari–November US$488,33 juta, kemudian diikuti oleh ekspor komoditas pertambangan senilai US$408.384, dan ekspor pertanian US$44,80 juta,” jelas Endang, Selasa (2/1/2023).
Baca Juga
Komoditas terbesar yang diekspor Bali adalah pakaian bukan rajutan, rempah–rempah, kopi, produk perhiasan, barang tekstil jadi, barang dari kulit samak, dan pakaian rajutan. Amerika Serikat tercatat sebagai pangsa ekspor terbesar dengan share 29,86 persen dari total nilai kumulatif ekspor. Penurunan nilai ekspor kumulatif terdalam tercatat pada ekspor tujuan Singapura yakni sebesar 59,83 persen.
Pada November 2023, Bali kembali menyumbang surplus pada neraca perdagangan nasional, dengan nilai sebesar US$45,54 juta. Jika dibandingkan dengan posisi Oktober 2023 (mtm) yang tercatat surplus US$42,94 juta, sumbangan surplus neraca perdagangan Bali pada November 2023 tercatat naik sebesar US$2,6 juta. Jika dibandingkan dengan sumbangan neraca perdagangan di November 2022 (yoy) yang sebesar US$44,16 juta.
Dari sepuluh negara tujuan utama ekspor barang Provinsi Bali November 2023, secara enam negara tujuan utama tersebut tercatat menunjukkan kenaikan, dengan kenaikan tertinggi tercatat pada tujuan Singapura yaitu sebesar 59,40%, yang didominasi naiknya nilai ekspor produk pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan. Jika dibandingkan dengan November 2022 (yoy), dari sepuluh tujuan utama ekspor Bali, nilai ekspor pada tujuh negara tujuan utama tercatat naik, dengan kenaikan tertinggi tercatat pada nilai ekspor ke Tiongkok yakni sebesar 268,43% yang didominasi naiknya ekspor produk buah-buahan.