Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Inflasi 2,7% Per Desember 2023

Komoditas penyumbangan inflasi Desember 2023 antara lain cabai merah, angkutan udara, emas perhiasan, canang sari, cabai rawit, bawang merah, dsb.
Ilustrasi petani memanen tomat./Freepik.
Ilustrasi petani memanen tomat./Freepik.

Bisnis.com, DENPASAR – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Bali pada Desember 2023 sebesar 2,7% (yoy) yang didorong naiknya harga sejumlah komoditas penting selama Desember 2023. Inflasi pada Desember 2023 jauh lebih terkendali dibanding inflasi pada Desember 2022 yang tercatat sebesar 6,20%.

Kepala BPS Provinsi Bali, Endang Retno Sri Subiyandani menjelaskan, komoditas yang tercatat mengalami kenaikan harga atau memberikan sumbangan inflasi pada bulan Desember 2023 antara lain cabai merah, angkutan udara, emas perhiasan, canang sari, cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, tomat, rokok kretek filter, dan angkutan antar kota.

Sementara itu, komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain tongkol diawetkan, mangga, pepaya, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, jeruk, baju kaos tanpa kerah/t-shirt pria, sabun mandi cair, kentang, brokoli, dan udang basah.

“Jika diurai menurut penyumbangnya, inflasi gabungan dua kota di Bali disumbang oleh kelompok I atau makanan, minuman (akmamin) dan tembakau sebesar 0,2764%, kelompok transportasi sebesar 0,0810%, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, sebesar 0,0592%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,0587%, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,0104%, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,0099%,” jelas Endang, Selasa (2/1/2023)

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan pada 2024 inflasi Bali akan tetap terkendali di kisaran 2,5% (yoy) karena ditopang oleh berbagai kebijakan internal Bank Indonesia dan program pengendalian inflasi dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). 

“Keputusan mempertahankan BI Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilitas nilai tukar Rupiah serta langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5%±1% pada 2024,” jelas Erwin.

Untuk menjaga laju inflasi di 2023, Bali akan memperkuat kerja sama antar daerah (KAD) antar Kabupaten di Bali untuk memastikan pasokan komoditas penting tersedia. Bali juga akan mengoptimalkan kinerja BUMD Pangan seperti BUMD Dharma Santika Tabanan yang bertugas sebagai off taker hasil pertanian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper