Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Difel Café, Kedai Kopi Penyandang Disabilitas di Bali

Difel Cafe, yang terletak di Graha Nawasena, Jalan Kamboja Nomor 4, Dangin Puri Kangin, Denpasar Timur.
Peluncuran difel cafe./Ist
Peluncuran difel cafe./Ist

Bisnis.com, DENPASAR – Musibah kadang membuat orang trauma dan gagal bangkit untuk kembali berjuang. Namun berbeda dengan I Nyoman Juniarta atau yang akrab disapa Bli Jigo, mantan pegawai kapal pesiar yang pernah mengalami kecelakaan kerja hingga mengalami patah tulang dan lumpuh kini bangkit dengan membuka usaha kedai kopi di Denpasar.

Juniarta mengalami musibah saat bekerja di kapal pesiar bagian makanan dan minuman atau food and beverage. Musibah terjadi saat kapal pesiar tempatnya bekerja menabrak karang di tahun 2012, hingga Jigo yang saat itu coba bergelantungan untuk menyelamatkan diri, jatuh terpelanting dari ketinggian 14 meter mengenai baja kapal. Akibatnya, kedua kaki dan punggungnya patah hingga mengalami kelumpuhan.

Sempat sakit berkepanjangan dan mengalami kelumpuhan, pelan tapi pasti Juniarta mulai bangkit, Dan berkat CSR dari Pertamina Patra Niaga Jatim Balinus melalui Fuel Terminal Sanggaran, Jigo yang kini duduk di kursi roda mampu bangkit bahkan melibatkan para difabel lain untuk berkarya.

Setelah mengikuti pelatihan dari Pertamina sejak Juli lalu, Jigo bersama difabel lain kini mampu mengelola kedai kopi yang diberi nama Difel Café. “Saya memilih pelatihan sebagai barista karena potensi peminat kopi di Indonesia sangat tinggi, yakni sekitar 80%. Selain barista, ada waiter dan waitress juga,” jelas Jigo, dikutip dari siaran pers, Kamis (7/12/2023).

Jigo kemudian membuka kedai kopi yang diberi nama Difel Café, yang terletak di Graha Nawasena, Jalan Kamboja Nomor 4, Dangin Puri Kangin, Denpasar Timur. Berada di lingkungan perkantoran hingga sekolah dan kampus, harapannya kedai kopi ini akan ramai dikunjungi yang senang nongkrong sambil minum kopi.

Di kedainya tersebut, Bli Jigo yang juga ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube)  mempekerjakan pegawai dari kalangan penyandang disabilitas. Menurutnya dengan melibatkan penyandang disabilitas, mampu meningkatkan rasa percaya diri untuk para difabel dalam bekerja dan mandiri. Apalagi di kedai kopi ini pengunjungnya berasal dari berbagai lapisan masyarakat non difabel. Baru satu tahun berdiri, Jigo dan para difabel lain telah mengikuti berbagai kegiatan seperti bazar.

Jika usaha ini maju, Jigo mempersilakan pegawainya yang telah memiliki kemampuan dunia barista ingin membuka usaha sendiri di rumah atau di tempat lain.  “Saya senang dan bangga kalau pegawai yang aktif di sini (Difel Café) mampu membuka usaha sendiri. Tentu kita akan merekrut lagi teman difabel untuk dilatih karena sudah banyak yang memiliki dasar-dasarnya,” katanya.

Jigo mengucapkan terima kasih atas dukungan Pertamina untuk penyandang disabilitas. Jigo bahkan membuka diri untuk institusi yang ingin melibatkan para penyandang disabilitas karena sekaligus untuk menguji nyali.

Secara umum tidak ada kesulitan memiliki pegawai yang seluruhnya difabel. Dari sembilan pekerja, hanya enam yang aktif. Mereka dari empat organisasi, yakni Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) Kota Denpasar, Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia) Kota Denpasar, HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) Kota Denpasar, dan NPCI (National Paralympic Committee Indonesia) Kota Denpasar.

Salah satu pegawai difabel, Gusti Ayu Kadek Arini, mewakili Pertuni Kota Denpasar mengaku senang terlibat di Difel Café ini. Ayu mengaku memiliki low vision dengan jarak pandang terjauh sekitar satu meter. Tugasnya di bagian seksi pengadaan barang masuk ke Kube atau bantuan yang diberikan oleh pihak lain.  Dukungan dan bantuan dari Pertamina ini membuat Ayu senang. Dia mengaku tak ada kendala atau kesulitan dalam bekerja.

Hanya saja, Ayu merasa silau jika pandangannya terkena sinar matahari. “Kalau kendala bekerja sih nggak ada. Hanya saat membuat kopi mungkin kesulitan di bagian art/seni saat membuat gambar menggunakan foam,” kata Ayu.

Ayu juga berpesan, agar letak barang tidak dipindah tempatnya supaya dia mudah untuk mencari. Apa yang dilakukan di kedai kopi ini sama dengan seluruh pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Harapannya, usaha kedai kopi ini berjalan lancar, ramai pengunjungnya yang tentu saja berdampak dengan penghasilannya.

Perwakilan Pertamina Fuel Terminal Manajer Sanggaran, Adi Sadewo Broto menjelaskan menyediakan pelatihan dan peralatan yang dilakukan sejak Juli 2023. Melirik memberikan CSR untuk kalangan difabel karena belum banyak yang digarap, sekaligus ini sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) membantu permasalahan sosial yang bekerja sama dengan dinas sosial.

“Dari Pertamina hanya menyiapkan peralatan dan pelatihan. Untuk perekrutan tenaga kerja, kami serahkan sepenuhnya pada Kube Gantari Jaya, karena mereka yang paling tahu apa yang dibutuhkan serta resiko atau bahaya dalam pekerjaan ini,” jelas Adi

Total bantuan CSR yang dikucurkan untuk penyandang disabilitas sebesar Rp114 juta, yang terbagi menjadi dua. Selain usaha kedai kopi sebesar Rp100 juta, ada juga CSR untuk penyandang disabilitas mental pembuatan dupa di rumah berdaya sebesar Rp14 juta. Adi Sadewo menegaskan bahwa usaha ini merupakan awal dan akan terus berlanjut. Harapannya tentu dapat membantu mengenali potensi yang dapat dikembangkan di masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan, hingga menjadi contoh untuk yang lain.

Tak hanya menyediakan alat dan pelatihan, ke depan Pertamina akan terlibat dalam pemasaran tapi juga suplai bahan baku. Dari jumlah disabilitas di Kota Denpasar yang mencapai 1.170 orang, sekitar 40 orang mampu produktif di bidang UMKM. Kehadiran CSR dari instansi seperti Pertamina disambut baik Dinas Sosial Kota Denpasar, karena inilah yang disebut sebagai potensi sumber kesejahteraan sosial.

“Potensi itu bisa dari organisasi, karang taruna atau perusahaan yang salah satunya CSR dari BUMN, BUMD atau yayasan mana pun sudah diatur di Permensos 9 tahun 2020 tentang TJSL,” kata Kepala Dinas Sosial I Gusti Ayu Laksmi Saraswaty.

Bahkan di akhir tahun nanti ada agenda rutin tahunan yang digelar Pemerintah Kota Denpasar, Denpasar Festival dengan melibatkan pelaku UMKM penyandang disabilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper