Bisnis.com, DENPASAR – Okupansi hotel bintang tiga di Kuta, Bali hingga November 2023 masih di angka 50%. Kondisi ini berbeda jauh dengan okupansi hotel bintang empat dan lima di Bali yang sudah mencapai 70-85%.
General Manager Hotel Horison Kuta Kukuh Mulianto menjelaskan bahkan jelang libur natal dan tahun baru, reservasi di Horison baru 17%, daru 108 kamar yang siap ditempati oleh wisatawan.
“Jelang natal dan tahun baru memang belum banyak, baru 17%. Hal ini karena untuk bintang tiga biasanya tamu langsung datang ke hotel, tanpa memesan jauh–jauh hari sebelumnya,” jelas Mulianto kepada media, Kamis (23/11/2023).
Okupansi yang masih sulit menyamai kondisi sebelum pandemi menurut Mulyanto membuat banyak hotel bintang tiga banting harga, menjual harga kamar dibawah harga normal. Idealnya harga kamar bintang tiga Rp500.000 per malam, akan tetapi banyak hotel menjual di rate Rp400.000 ke bawah.
Para pengelola hotel mengalami dilema, jika tetap mempertahankan harga sesuai dengan rate, maka kamar sulit terjual, karena pasca pandemi hotel masih mengikuti rate atau harga wisatawan terutama wisatawan lokal berbeda ketiak kondisi normal wisatawan yang menyesuaikan harga hotel.
Mulianto mengaku masalah ini tidak boleh dibiarkan larut begitu saja, harus wadah khusus sesama manajemen hotel bintang tiga di Bali untuk mencari jalan keluar. Mengenai harga kamar di Horison yang notabenenya baru buka di Juli 2023, Mulianto mengakui Horison masih menggunakan rate normal yakni Rp500.000 per malam untuk type deluxe atau type kamar paling bawah.
Baca Juga
Keberanian ini menurutnya karena Horison mengandalkan suplai tamu dari jaringan hotel mereka yang berada dibawah PT Metropolitan Golden Management (PT MGM) yang jumlahnya mencapai 64 di seluruh Indonesia. Di Bali saja jaringan hotel Horison ada lima, Horison Kuta merupakan hotel keempat di Bali.
“Kami masih tetap di harga normal, karena sesuai dengan ketentuan perusahaan induk kami. Tinggal strategi marketing kami tingkatkan, pangsa pasar kami memang tamu lokal atau Indonesia, selain wisatawan sendiri yang datang langsung, tapi kami juga disuplai oleh jaringan hotel di seluruh Indonesia,” ujar Mulianto.