Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempuran Wine Impor ke Indonesia, Begini Kata Pelaku Usaha

Bali sebagai pasar utama produk minuman beralkohol, baik dari produsen lokal hingga produsen nasional dan luar negeri.
Event wine tasting./Bisnis-Feni Freycinetia.
Event wine tasting./Bisnis-Feni Freycinetia.

Bisnis.com. DENPASAR - Perkembangan industri pariwisata di Bali menjadikan daerah ini sebagai pasar utama produk minuman beralkohol, baik dari produsen lokal hingga produsen nasional dan luar negeri. Tidak hanya itu, Bali juga menjadi pusat produksi beberapa produk wine ternama.

Direktur Utama PT Hatten Bali Tbk (Wine), Ida Bagus Rai Budarsa, menjelaskan tetap optimis produk lokal seperti Hatten tetap eksis di Bali karena sudah mampu bersaing secara kualitas. Gus Rai menyebut market share Hatten di Bali yang mencapai 50% menunjukkan wine lokal masih diminati wisatawan. 

Konsumen utama Hatten masih berasal dari hotel dan restoran di kawasan pariwisata seperti Kuta, Nusa Dua hingga Canggu. Selain itu, Hatten juga memperkuat penjualan ritel dengan target menjangkau konsumen yang lebih luas. Gus Rai mengaku tidak khawatir dengan gempuran wine impor, karena Hatten sudah memiliki konsumen yang loyal, dan yang terpenting kualitas produk Hatten sudah melampaui wine import. 

"Kami masih tetap optimistis, walaupun harga wine kami dengan wine impor saat ini tidak jauh berbeda. Akan tetapi dengan keberpihakan dan loyalitas konsumen terhadap produk lokal," jelas Gus Rai, Jumat (3/11/2023). 

Hatten juga terus meluncurkan produk baru untuk menarik minat penikmat wine di Bali. Gus Rai menyebut Hatten telah launching wine chenin blanc sebagai produk premium Hatten jelang akhir 2023. Chenin blanc diproduksi dalam jumlah terbatas, hanya 552 botol dan hanya bisa didapat di Store Hatten di Sanur, Denpasar. 

Selain itu dukungan pemerintah daerah melalui Peraturan Daerah (Perda) Bali No 99 Tahun 2018 tentang pemanfaatan produk pertanian dan industri lokal yang mewajibkan juga menjadi modal produk wine lokal seperti Hatten akan tetap eksis.

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun menjelaskan produk seperti Hatten harus mendapat tempat dari market Bali karena merupakan produk lokal dan menyerap bahan baku dari lokal. 

Menurut Tjok Bagus adanya Perda tentang pemanfaatan produk lokal memberi ruang bagi produk lokal di industri pariwisata Bali. "Apalagi produk wine Hatten ini kualitasnya sangat bagus, pasti akan tetap menjadi tuan rumah di Bali. Ini akan kami terus dukung karena dampaknya juga luar biasa bagi petani anggur di Bali, mereka mendapat kepastian harga dan tentu lebih sejahtera," ujar Bagus Pemayun.

Berkembangnya industri wine di Bali juga mendorong hidupnya pertanian anggur di Bali. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 produksi anggur di Bali mencapai 11.938 ton, tertinggi secara nasional. Selain Bali, produsen anggur terbesar adalah Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan 387 ton, akan tetapi produksi anggur NTB masih jauh lebih kecil jika dibandingkan Bali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper