Bisnis.com, MATARAM – Masa depan kini tergambar jelas bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat. Adalah keberadaan Pertamina Mandalika International Circuit yang membuat gambaran itu semakin nyata. Kini, masa depan itu mulai dinikmati oleh masyarakat sekitar yang menggantungkan harapan dengan dampak positif keberadaan sirkuit bertaraf internasional ini.
Kawasan sekitar Pertamina Mandalika International Circuit kini banyak bermunculan usaha-usaha yang membantu menggerakkan perekonomian. Salah satunya adalah Warung Ayam Bakar Bu Lian milik Baiq Liana Tungga Dewi, di Jalan Raya Kuta Lombok, atau berjarak sekitar 15 menit dari sirkuit. Setiap hari, dirinya bisa menjual hingga 50 ekor. Saat mendekati pelaksanaan event Moto GP, penjualannya akan meningkat hingga 500 persen menjadi 250 ekor per hari.
Banyaknya jumlah pembeli itu memberi dampak bagi pendapatan keluarga dan masyarakat sekitar. Sekarang Baiq mempekerjakan 15 karyawan secara tetap. Karyawannya merupakan Ibu - Ibu yang direkrut dari desa sekitar. Mayoritas karyawan tersebut bekerja di dapur, dan melayani pelanggan. Menurutnya, itu semua terjadi karena keberadaan Sirkuit Pertamina Mandalika.
“Saya sebelumnya guru honorer di sebuah madrasah selama 7 tahun, gaji hanya Rp300.000 itu pun dibayar setiap tiga bulan. Pulang sekolah anak menangis, saya juga ikut menangis,” ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (20/10/2023).
Liana mengaku sebagai guru honorer, saat itu kondisi perekonomian keluarganya sangat susah. Dia bercerita tidak dapat langsung memenuhi kebutuhan anaknya, bahkan kadang kala terpaksa membiarkan anaknya menangis jika menginginkan sesuatu yang harus dibeli akibat minimnya pendapatan sebagai guru honorer.
Pada 2014 silam, Liana memberanikan diri membuka warung kaki lima di lokasi sekarang. Lokasi ini berjarak sekitar 13 km dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Pada tahun tersebut Mandalika seperti sekarang karena masih dalam tahap pengembangan, serta belum banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun domestik. Pada saat itu, pembelinya didominasi warga dari Desa Sengkol, dan Pujut serta warga luar Lombok Tengah yang mampir ketika hendak ke berwisata ke Mandalika.
Baca Juga
Warung Ayam Bakar Ibu Lian mulai laris ketika pembangunan Sirkuit Pertamina Mandalika pada 2021. Saat itu belum Jalan Raya Kuta Lombok menjadi satu-satunya akses ke Mandalika, karena belum ada Jalan Bypass BIL-Mandalika. Mulai meningkatnya kunjungan wisatawan memberi efek positif hingga puncaknya saat sirkuit selesai dibangun, dan menjadi objek wisata.
“Sekarang kalaupun tidak ada MotoGP, wisatawan dari luar daerah kalau wisata ke Mandalika pasti mampir ke sini sebelum pulang. Jadi berkahnya luar biasa,” jelasnya.
Liana mengaku pendapatan keluarganya sekarang lebih stabil. Berkah terbesarnya, dia bisa menyekolahkan anak-anaknya serta membangun rumah. Bahkan, berkah itu juga dinikmati oleh karyawannya semua. Jika Liana mendapat berkah karena berlokasi dekat dengan Mandalika, berkah yang sama juga dinikmati pelaku usaha lain meskipun berlokasi cukup jauh dari sirkuit ini.
Owner Toko Oleh-oleh Koa Kao, Baiq Suci Hadiyati menjelaskan penjualan souvenir oleh-oleh baju kaos bermotifkan sirkuit Pertamina Mandalika meningkat drastis. Baju kaos ini dia produksi sendiri, dan dititipkan di toko oleh-oleh di seluruh Kota Mataram. Saat event Moto GP pertama pada 2022 silam, penjualan hingga ratusan juta dalam hitungan hari. Dia mengaku keberadaan sirkuit ini seakan menjadi penyelamat karena dirinya sempat hampir bangkrut akibat gempa 2018 yang menghancurkan perekonomian Lombok dan pandemi Covid-19. Suci mengungkapkan omset dari penjualan baju motif Mandalika yang kemudian diputar kembali menjadi modal usaha hingga dirinya bisa seperti sekarang.
“Adanya sirkuit ini menjadi penyelamat kami, tidak terbayang kalau sudah kena gempa terus Covid-19 bisa seperti apa ekonomi kami di Lombok,” tuturnya.
Sekelumit cerita itu merupakan dampak positif dari kehadiran sirkuit yang didukung oleh Pertamina sejak 2021 ketika resmi sebagai pemilik nama sirkuit pasca bekerja sama dengan pengembang sirkuit PT ITDC. Dukungan Pertamina terhadap pengembangan sirkuit yang menelan dana hingga Rp8,9 triliun tidak hanya untuk title nama sirkuit tetapi juga untuk promosi bisnis. Dukungan ini diharapkan menjadikan memberikan dampak multiplier effect bagi kemajuan ekonomi dari sektor pariwisata.
Multiplier effect inipun masih dirasakan oleh masyarakat sekitar. Kehadiran Sirkuit Pertamina Mandalika sangat banyak membantu menggerakkan perekonomian di Pulau Lombok serta Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelum adanya sirkuit, masyarakat mengalami kesusahan untuk beraktivitas mendapatkan pendapatan. Kini, banyak yang memiliki usaha hingga membuka homestay bagi wisatawan. Pada akhir 2022 saja, ada sebanyak lebih dari 68.000 wisatawan mendatangi daerah ini. Angka ini melonjak dibandingkan tahun sebelumnya hanya 14.000 orang. Peningkatan transaksi penjualan di sekitar lokasi juga menyebabkan pendapatan asli daerah (PAD) Lombok Tengah ikut terangkat hingga senilai Rp315 miliar dari tahun sebelumnya 154 miliar.
Pj Gubernur NTB H Lalu Gita Ariadi menekankan, sirkuit ini adalah investasi masa depan bagi daerahnya, karena tidak akan bergantung pada satu sektor yakni pertambangan. Sehingga meningkatkan merek dari provinsi berjuluk Bumi Sasambo ini menjadi tujuan sport tourism di masa akan datang.
“Pelaksanaan ini merupakan investasi bagi masa depan kami, dan kami berharap bahwa dalam 10 tahun penyelenggaraan ini akan semakin kokoh, meningkatkan posisi NTB," ujarnya.
Kepala Bappeda NTB Iswandi menjelaskan dampak sirkuit Pertamina Mandalika sangat nyata bagi perekonomian daerah. NTB yang biasanya menggantungkan ekonomi dari sektor tambang karena keberadaan perusahaan tambang di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), kini punya tulang punggung baru yakni sektor pariwisata. Menurutnya, sirkuit tersebut membantu NTB membuat event-event berskala internasional untuk digelar yang kemudian membantu mengurangi ketergantungan terhadap sektor tambang. Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Nusa Tenggara mengklaim MotoGP Mandalika sebagai salah satu pendorong realisasi pajak di daerah ini. Hingga Oktober 2023, realisasi pajak sudah mencapai Rp4,73 triliun atau meningkat 1,63 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Dampak paling terasa tersebut tentu saja keterlibatan UMKM lokal dalam ajang ini yang diberikan kesempatan berjualan langsung di lokasi. Ajang MotoGP 2023 menjadi kesempatan UMKM asal Lombok untuk memperkenalkan kuliner khas setempat atau kuliner asli Lombok ke penonton yang dari luar daerah dan luar negeri. Pertamina mengajak sebanyak 40 UMKM di NTB berpartisipasi dalam event Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023.
Mereka menjual berbagai macam souvenir serta produk makanan dan minuman selama perhelatan balap motor internasional MotoGP, 13-15 Oktober. Ada dua kategori UMKM yakni, produk makanan dan minuman, dan kerajinan dan cinderamata khas Lombok, diantaranya aneka tenun, kerajinan anyaman bambu, mutiara, sablon kaos oleh-oleh Lombok serta batik khas Lombok.
Tumbuhkan Industri Pariwisata Lombok
Jika UMKM terdampak positif, begitu pula sektor transportasi. Adanya event Grand Prix of Indonesia 2023 di sirkuit Pertamina Mandalika yang diagendakan setiap tahun turut meningkatkan konsumsi BBM di Lombok. Sales Brand Manager Pertamina NTB, Adamilyara Aqil menjelaskan saat MotoGP pertama di Mandalika, konsumsi BBM meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan konsumsi pada hari biasa. Aqil menyebut saat hari biasa konsumsi BBM 1.700 KL, dan naik dua kali lipatnya selama periode MotoGP. Naiknya konsumsi BBM selama periode MotoGP dampak dari melonjaknya arus transportasi selama perhelatan MotoGP.
Ribuan mobil rental, bus hingga mobil pribadi bergerak saat event MotoGP membawa penonton atau wisatawan yang datang menikmati atmosfer ajang paling bergengsi di balap motor tersebut. Selain dari BBM yang dikonsumsi oleh kendaraan, permintaan avtur untuk bahan bakar pesawat juga meningkat drastis.
“Saat event MotoGP banyak penerbangan yang datang ke Lombok, baik pesawat yang membawa penonton maupun pesawat yang membawa logistik MotoGP, tingginya aktivitas penerbangan juga berdampak ke meningkatnya permintaan avtur,” jelasnya.
Aqil juga menjelaskan Pertamax Turbo sebagai produk unggulan Pertamina berhasil menjadi One Man Fuel atau satu-satunya bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan oleh seluruh Pembalap di Asian Road Racing Championship (ARRC) 2023 yang digelar di sirkuit Pertamina Mandalika, NTB. Terpilihnya Pertamax Turbo sebagai one man fuel menjadi kesempatan bagi PT Pertamina (Persero) untuk memperkenalkan produk unggulannya di pasar global.
Kedepannya, Pertamina bakal membangun stasiun pengisian bahan bakar khusus yang menyediakan Pertamax Turbo bagi motor pembalap yang berlaga di sirkuit Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Rencana investasi pembangunan stasiun pengisian bahan bakar ini mencuat setelah Pertamax Turbo mulai banyak digunakan di event balap lokal hingga nasional. Aqil menjelaskan pembangunan ditargetkan mulai pada 2023 di area sirkuit Mandalika.
“Pertamina selaku perusahaan yang bergerak di bidang energi dan sekaligus sebagai sponsor name sirkuit Mandalika tentu ingin mendapatkan eksklusifitas. Dengan pembangunan sarana pengisian bahan bakar ini, kami berharap bisa lebih optimal menyediakan bahan bakar untuk pembalap,” jelas Aqil
Bentuk dukungan Pertamina terhadap kesuksesan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023 tidak berhenti pada kesiapan ajang balap itu sendiri, namun dari segi kesiapan suplai energi. Suplai energi ini ditujukan bagi mobilitas logistik, mobilitas masyarakat yang datang ke Lombok, rumah makan dan perhotelan, serta bagi kebutuhan sehari-hari masyarakat di Lombok itu sendiri.
“Kami pastikan dan jamin, stok serta distribusi energi aman. Selain layanan normal, Pertamina Patra Niaga juga akan menyiagakan fasilitas utama dan menyiapkan layanan tambahan untuk mendukung kelancaran pasokan energi bagi kebutuhan MotoGP ataupun kebutuhan sehari-hari masyarakat,” terang Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan.
Riva menyatakan Stok BBM, LPG, dan Avtur akan terus dijaga di level aman. Selain itu, ada penambahan waktu operasional fasilitas utama yang menjadi tumpuan kesuksesan MotoGP seperti suplai Avtur di Bandara Internasional Lombok (BIL) dan Fuel Terminal (FT) Ampenan untuk BBM. Perbesar Mulai tanggal 5 hingga tanggal 17 Oktober untuk mengantisipasi proyeksi peningkatan kebutuhan Avtur hingga 190% dari penyaluran normal harian, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) BIL akan beroperasi 24 jam untuk memenuhi kebutuhan Avtur bagi pesawat logistik, pesawat sewa, serta peningkatan jadwal penerbangan menuju dan dari Lombok sepanjang perhelatan Pertamina Grand Prix of Indonesia.
Untuk BBM juga tidak berbeda, proyeksinya ada peningkatan sekitar 43% dari konsumsi harian karenanya FT Ampenan sebagai tulang punggung suplai BBM di Lombok akan menambah jam operasionalnya mulai dari pukul 02.00 WITA yang biasanya dimulai pada pukul 06.00 WITA, serta penambahan jam pelayanan operasional di hari minggu.
Upaya ini dilakukan jauh lebih awal mengingat pergerakan persiapan MotoGP di Mandalika telah dimulai dari beberapa hari lalu ketika beberapa pesawat pengangkut logistik sudah keluar masuk Lombok serta kendaraan operasional logistik yang perlu didukung suplai Avtur dan BBM yang baik. Upaya ini akan berlanjut hingga seluruh rangkaian Pertamina Grand Prix of Indonesia selesai.
Selain memastikan stok dan menyiagakan fasilitas, Riva juga menyatakan Pertamina Patra Niaga juga menyiapkan SPBU yang beroperasi 24 jam di jalur-jalur utama, 1 unit Modular Khusus Pertamax Turbo untuk konsumsi BBM operasional balap termasuk safety car, serta Agen dan Pangkalan LPG yang beroperasi di hari libur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga tidak hanya di hulu saja pasokan dan distribusi dijamin aman tetapi hingga hilir seperti lembaga penyalur telah siap melayani lonjakan kebutuhan energi.
“Mendekati tanggal utama, pasti akan terjadi peningkatan kebutuhan BBM untuk mobilitas masyarakat dan penonton, lalu juga peningkatan LPG di rumah makan dan perhotelan. Kami akan siap dan jamin kebutuhan ini terpenuhi dengan baik,” jelasnya.