Bisnis.com, DENPASAR – Pelindo bersama desa adat di sekitar Pelabuhan Benoa mengembangkan water taxi atau taksi air sebagai transportasi alternatif bagi wisatawan yang ingin menghindari kemacetan jalan raya.
Water taxi juga bertujuan mengakomodir para nelayan terdampak pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritim Tourism Hub (BMTH). Senior Manager TJSL Pelindo Sub Regional 3 Bali Nusra, Sulistianingsih menjelaskan program water taxi merupakan program pemberdayaan multiyears yang melibatkan desa adat Pedungan dan Tanjung Benoa
Pelindo akan membangun shelter water taxi di desa adat tersebut yang lahannya akan disiapkan oleh desa adat. Shelter akan menjadi tempat naik dan turunnya penumpang. Untuk SDM yang akan menjalani water taxi, Pelindo menggandeng para nelayan yang terdampak BMTH.
Sulistianingsih menjelaskan alasan mengajak nelayan untuk bergabung sebagai pelaku pariwisata melalui water taxi, karena produktivitas nelayan di perairan Benoa terus merosot imbas dari pengembangan BMTH dan juga faktor alam yang berubah dan tidak menguntungkan bagi nelayan.
“Dengan bergabung di water taxi, kami harap para nelayan terlibat langsung sebagai pelaku pariwisata, sehingga mereka juga ikut berkembang dan mandiri. Saat ini di Tanjung Benoa sudah ada 30 nelayan yang siap bergabung,” jelas Sulistianingsih, Kamis (19/10/2023).
Pada tahun pertama, Pelindo akan membranding ulang armada water taxi yang sudah ada dengan melakukan cat ulang, memberikan alat pelampung yang standar dan fasilitas lainnya. Untuk tahun selanjutnya Pelindo tidak menutup kemungkinan menambah armada water taxi.
Baca Juga
Mengenai tarif, Sulistianingsih menyebut akan ditentukan oleh Dinas Perhubungan Kota Denpasar. Dalam waktu dekat tarif akan dibahas oleh semua pihak terkait baik dari unsur pemerintah, desa adat, hingga pelaku pariwisata.