Bisnis.com, DENPASAR – Adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura–Kura di Pulau Serangan, Denpasar memantik kembali investasi di Ibu Kota Provinsi Bali ini khususnya di sektor pariwisata.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Denpasar, Ida Bagus Benny Pidada Rurus, menjelaskan KEK Kura–Kura yang dikembangkan oleh pihak swasta akan memberi dampak luas bagi geliat investasi dan ekonomi di Kota Denpasar.
Konsep yang dikembangkan di KEK Kura–Kura, dengan mengintegrasikan pengembangan pariwisata dan industri kreatif dengan dibangunnya kampus oleh beberapa perguruan tinggi ternama akan mendongkrak investasi Kota Denpasar dalam jangka panjang.
“KEK Kura-Kura ini kan dibayai oleh swasta, kami melihat konsepnya bagus, membangun pariwisata yang terintegrasi dengan industri kreatif. Adanya sekolah–sekolah itu akan mendorong pertumbuhan industri kreatif di Denpasar. Selain itu karena ini KEK, pasti ada pembangunan akomodasi, investasinya masuk dari sana,” jelas Benny saat dikonfirmasi Bisnis, Rabu (12/4/2023).
Benny juga menjelaskan, hadirnya dua KEK di Kota Denpasar yakni KEK Kesehatan Sanur dan KEK Kura – Kura akan memberi dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Kota Denpasar. Pariwisata kota akan semakin bergeliat dengan peningkatan kunjungan karena ada dua destinasi baru. Selain itu, lapangan pekerjaan akan terbuka lebar bagi masyarakat Kota Denpasar dan Bali.
Pasca pandemi, geliat investasi di Kota Denpasar mulai terlihat, yang paling menonjol dibangunnya sejumlah pusat perbelanjaan seperti mall dan supermarket. Menurut Benny, pembangunan beberapa supermarket yang direalisasikan pada 2022 dan 2023 merupakan kelanjutan dari investasi yang sudah diurus oleh pemodal dari sebelum pandemi, namun realisasinya tertunda karena pandemi.
Baca Juga
“Sejumlah investasi yang masuk sebelum pandemi baru bisa direalisasikan pada 2022, seperti pusat perbelanjaan. kalau investasi di akomodasi memang belum banyak. Denpasar ini kan sudah menjadi kota jadi ada keterbatasan lahan,” jelas Benny.
Dari catatan BKPM, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) kota Denpasar sepanjang lima tahun dari 2016 – 2020 terbilang fluktuatif. Investasi terbesar berasal dari sektor jasa dengan nilai Rp826 miliar, kemudian hotel dan restoran Rp660 miliar, perdagangan dan reparasi Rp575 miliar, dan transportasi Rp421 miliar.
Sedangkan dari penanaman modal asing, investasi Kota Denpasar didominasi oleh transportasi dan pergudangan dengan realisasi mencapai Rp4,3 triliun dalam periode lima tahun. Kemudian hotel dan restoran Rp2,6 triliun, jasa lainnya Rp1 triliun, perumahan kawasan industri dan perkantoran Rp700 miliar.
Benny menjelaskan, pada 2022 realisasi investasi Kota Denpasar mencapai Rp2,6 triliun, sedangkan pada 2023 target realisasi investasi Rp2,7 triliun. Adanya dua KEK di Denpasar, diharapkan menjadi motor penggerak investasi Denpasar.