Bisnis.com, DENPASAR — Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Serangan, Kota Denpasar yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) No.23 tahun 2023 tentang KEK Kura-Kura diproyeksikan akan menjadi destinasi alternatif bagi pariwisata Bali.
Disebut sebagai destinasi alternatif, karena dikembangkan dengan konsep yang berbeda dibanding destinasi lainnya di Bali yang sudah terkenal seperti Kuta, Nusa Dua, Canggu hingga Ubud. Jika Kuta dan Canggu menjadi kawasan utama wisman, kawasan KEK Kura-Kura justru akan lebih didominasi oleh wisatawan domestik.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun menjelaskan hadirnya kampus - kampus internasional di Bali seperti MIT, Sichuan University akan memberikan kesempatan pelajar - pelajar di Indonesia dan Bali belajar di Bali tanpa harus ke luar negeri.
“Selama ini kan pelajar Indonesia yang ke luar negeri, ke Singapura, Amerika dan lainnya, adanya kampus ini tentu memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan bertaraf internasional,” jelas Tjok Bagus saat dikonfirmasi, Senin (10/4/2023).
Dari segi potensi kunjungan, Tjok Bagus mengaku belum bisa memproyeksikan kunjungan ke KEK Kura-Kura secara angka, namun dia mengaku ini akan menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
Pengamat pariwisata dan ekonomi Universitas Pendidikan Nasional, Prof. Ida Bagus Raka Suardana menjelaskan KEK Kura - Kura diarahkan lebih ke kawasan pariwisata berbasis pendidikan dan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism, dengan konsep pengembangan tersebut, Suardana memproyeksikan 60 persen kunjungan ke KEK Kura-Kura berasal dari wisatawan domestik, dan potensi wisman 40 persen.
Baca Juga
“KEK Kura-Kura ini konsepnya berbeda dengan destinasi lainnya, kalau KEK Sanur itu kesehatan dengan adanya rumah sakit internasional, kalau KEK Kura-Kura yang berada di Serangan ini dikembangkan ke pendidikan dengan dibukanya pendidikan vokasi oleh sejumlah perguruan tinggi ternama di luar negeri. Awalnya kan Sanur yang mau dikembangkan sebagai KEK berbasis pendidikan, tetapi ada perubahan sehingga Sanur menjadi KEK Kesehatan,” jelas Suardana sata dikonfirmasi Bisnis, Senin (10/4/2023).
Menurut Suardana pengembangan kawasan Serangan menjadi sebuah KEK sudah lama diwacanakan oleh pemerintah daerah karena potensinya yang besar dan lokasinya strategis. Namun ditemukan sejumlah kendala sehingga realisasinya baru bisa dilakukan pada 2023. Adanya Perpres ini menurut Suardana merupakan kemajuan yang signifikan sehingga harus disambut oleh masyarakat Bali.
KEK Kura-Kura dikembangkan di atas lahan seluas 498 hektare. Kawasan ini dikembangkan oleh PT Bali Turtle Island Development. Total investasi di kawasan ini mencapai Rp104,4 triliun yang meliputi investasi kawasan Rp7,9 triliun, investasi lahan Rp6,6 triliun dan investasi pelaku usaha mencapai Rp89,9 triliun. KEK ini juga diproyeksikan membuka 35.036 lapangan pekerjaan.