Bisnis.com, DENPASAR – Banyaknya warga negara asing (WNA) asal Rusia di Bali rupanya bukan hanya sekedar berwisata tetapi terindikasi untuk menghindari program wajib militer (wamil) di negara mereka
Wakil ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menjelaskan WNA Rusia yang menjelang usia 18 tahun banyak masuk ke Bali untuk menghindari wajib militer. Rata-rata mereka akan tinggal di Bali dalam jangka waktu yang lama.
“Mereka di usia 18 tahun masuk kategori wajib militer, ini banyak yang masuk ke Bali selain memang yang ingin berwisata murni,” jelas Suryawijaya, Selasa (7/3/2023).
Banyaknya WNA Rusia di Bali ternyata menimbulkan masalah baru bagi industri pariwisata. Mereka banyak melakukan pelanggaran lalu lintas seperti tidak menggunakan helm, tidak menggunakan keamanan standar dalam berkendara. Selain itu, banyak yang terindikasi bekerja di Bali mulai dari konsultan, penyewaan kendaraan bermotor, hingga berjualan sayur.
Mereka juga tinggal di indekos, homestay yang harganya lebih murah daripada hotel.
Suryawijaya mengakui mayoritas penghuni homestay di Bali WNA Rusia dan Ukraina. “Mereka ingin tinggal di sini dalam waktu yang lama, sehingga untuk menghemat mereka menyewa homestay, guest house hingga kos,” ujar Suryawijaya.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua Ikatan Konsultan Indonesia (Inkindo) Bali, I Gusti Made Palguna juga mengakui banyak konsultan asing yang bekerja di Bali tanpa memiliki izin kerja. Modusnya mengambil proyek yang sumber pendanaannya dari luar negeri. Mereka selama ini bekerja secara diam-diam tanpa ada kolaborasi dengan konsultan lokal.
Menurut Palguna, pemerintah harus mengambil tindakan dengan melakukan pendataan konsultan asing. “Karena ada potensi pajak di sana, jika bisa di data, kemudian mereka mengurus izinnya akan sangat menguntungkan dari sisi pajak,” jelas Palguna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News