Bisnis.com, NEGARA – Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali mewajibkan pegawai di lingkungan provinsi hingga pemerintah kabupaten untuk menggunakan endek berdampak positif terhadap produktivitas perajin endek di daerah.
Perajin endek di Jembrana contohnya menjadi hidup kembali setelah masuknya orderan kain endek dari pegawai di lingkungan pemkab dan instansi vertikal di Jembrana. Sebanyak 325 penenun di Jembrana kini setiap hari bisa menenun untuk memenuhi orderan tersebut. Bahkan produksi endek masih kurang karena banyaknya orderan yang masuk.
Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata menjelaskan setiap pegawai di Jembrana butuh tiga meter tenun, sedangkan jumlah PNS dan pegawai kontrak mencapai 6.000 orang, jadi ada kebutuhan 18.000 meter kain tenun. Sementara kapasitas produksi seluruh perajin endek hanya 9.000 meter, jadi ada kekurangan 50 persen dari kebutuhan.
“Untuk memenuhi kebutuhan PNS dan pegawai kontrak saja belum bisa, masih ada yang mengantre untuk mendapatkan endek. Jadi ini yang kami terus upayakan tingkatkan produksinya dengan membuat sentral baru dan membina para pengrajin,” jelas Adinata di Negara, Selasa (21/2/2023).
Untuk menggenjot produksi, Pemkab Jembrana juga membangun sentral tenun baru di kota Negara. Selain itu pelatihan kepada anak muda Jembrana juga dilakukan secara berkala. Pemkab Jembrana memprioritaskan anak muda usia 18-25 tahun terutama yang tidak melanjutkan kuliah untuk mengikuti pelatihan sehingga regenerasi perajin bisa terealisasi.
Selain itu akses permodalan bagi perajin juga difasilitasi dengan menggandeng perbankan. Adinata menjelaskan jika produksi untuk pegawai sudah terpenuhi, baru produk tenun Jembrana akan memasuki pasar regional dan nasional.
Baca Juga
Salah satu perajin endek Jembrana, Made Suartini mengaku merasakan peningkatan orderan setelah adanya kebijakan pemerintah yang mewajibkan ASN menggunakan kain endek, dan dia juga mendapat bayaran yang lebih pasti dari pasar tersebut.
Untuk satu kain endek, Suartini membutuhkan waktu dua sampai tiga minggu, produksi ini lama karena menggunakan alat tenun tradisional. Perempuan asli Jembrana ini mengaku sudah 20 tahun sebagai perajin endek.
Sedangkan harga endek bervariasi tergantung motif dan lama produksi. “Untuk harga bervariasi, tergantung dengan motif, mulai dari ratusan ribu hingga di atas Rp1 juta,” ujar Suartini.
Jembrana memiliki beberapa motif endek seperti motif jalak bali, motif makepung, motif cerari menjadi ciri khas Jembrana sejak dulu. Ada juga motif cakcak yang banyak digunakan untuk upacara adat.