Bisnis.com, DENPASAR – Pengusaha kapal cepat alias fast boat mengusulkan kenaikan atau penyesuaian tarif penumpang dari Sanur ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan.
Alasan penyesuaian tarif karena harga BBM yang naik sejak September 2022 berimbas ke naiknya biaya operasional fast boat secara signifikan. Fast boat yang melayani rute Sanur – Nusa Penida maupun yang ke Lembongan rata-rata menggunakan BBM jenis pertamax sehingga kenaikan biaya operasional sangat dirasakan sejak pemerintah menaikkan harga BBM.
General Manager Maruti Group Fast Boat, Made Ariana, yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi fast boat Sanur mengaku sudah mengusulkan penyesuaian tarif tersebut ke Pemprov NTB dan pertemuan antara asosiasi dengan pemerintah sudah dilakukan.
“Kami sudah usulkan penyetaraan tarif atas nama asosiasi, kebetulan asosiasi kami baru terbentuk di 2022 lalu, pertemuan dengan Dinas Perhubungan juga sudah dilakukan beberapa kali. Pemprov Bali akan membuat formulasi berapa tarif yang pas, nanti akhir Februari mungkin hasilnya sudah ada,” jelas Ariana kepada Bisnis, Selasa (14/2/2023).
Penyesuaian tarif ini akan tetap mempertimbangkan tingkat ekonomi masyarakat dan kebutuhan operasional pengusaha, sehingga harapan Ariana ditemukan harga yang pas yang tidak memberatkan konsumen dan penyedia jasa. Saat ini harga tiket fast boat Sanur – Nusa Penida Rp75.000 per orang, dengan harga tersebut dinilai sudah memberatkan operasional pengusaha.
Menurut Ariana harga ideal untuk saat ini Rp100.000 per orang atau Rp200.000 untuk tiket pulang pergi (PP), artinya ada kenaikan tarif Rp25.000.
Baca Juga
Saat ini jumlah fast boat yang beroperasi di Sanur mencapai 40 kapal yang dimiliki oleh 34 perusahaan. Mayoritas fast boat yang beroperasi di Sanur melayani rute Nusa Penida, Nusa Lembongan, kemudian sebagian ke Gili Trawangan dan Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara. Fast boat yang beroperasi di Sanur berkapasitas 70 hingga 100 penumpang.