Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Waspadai Penurunan Stok Komoditas Jelang Nataru

Pemda di Bali didorong untuk memperkuat kerja sama antar daerah (KAD) dalam pemenuhan pasokan komoditas.
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, DENPASAR – Pemerintah Daerah Bali melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mulai melakukan pengendalian harga dan ketersediaan komoditas strategis jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

Gubernur Bali, Wayan Koster, meminta TPID mewaspadai turunnya ketersediaan komoditas strategis seperti beras, cabai, bawang merah dan tomat di tengah meningkatnya kebutuhan jelang Libur Natal dan Tahun Baru di Bali. TPID harus memastikan komoditas tersebut tersedia dengan cukup hingga perayaan tahun baru agar tidak menimbulkan gejolak harga di tingkat pengecer.

Pemda di Bali didorong untuk memperkuat kerja sama antar daerah (KAD) dalam pemenuhan pasokan komoditas. Langkah yang diambil antara lain mengoptimalkan pasokan beras dari Tabanan untuk terdistribusi dengan baik ke daerah yang membutuhkan seperti Denpasar dan Badung.

Perusahaan Umum Daerah (Perumda) di Kabupaten juga ditugaskan untuk menyerap sebanyak-banyaknya hasil panen petani terutama beras dan kelompok volatile food yakni cabai, bawang merah, tomat, kemudian didistribusikan sesuai kebutuhan pasar.

“Ketersediaan komoditas saat Nataru harus dipastikan cukup untuk mencegah inflasi pada Desember 2022 ini. Jika diperlukan untuk menjaga stabilitas harga akan dilakukan operasi pasar secara secara berkala. KAD harus diperkuat dengan memprioritaskan penyerapan komoditas yang dihasilkan oleh petani di Bali. Khusus untuk menjaga pasokan beras kami juga telah meningkatkan kapasitas produksi penggilingan padi yang ada di Tabanan,” jelas Koster dalam siaran pers, Senin (19/12/2022).

Untuk ketersediaan beras, Bulog Bali memastikan ketersediaan sudah cukup hingga akhir tahun. Bulog menyediakan stok 7.763 ton beras yang diproyeksikan cukup hingga akhir tahun 2022.

Harga komoditas saat ini masih terpantau normal, data dari Pemkot Denpasar mencatat harga bawang merah turun Rp1.500 menjadi Rp21.000 per kg dari sebelumnya Rp22.500 per kg. Harga beras juga turun Rp500 menjadi Rp11.000. kemudian harga cabai merah besar Rp15.000 per kg, dan cabai rawit Rp25.000 per kg.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho, menjelaskan untuk pengendalian harga komoditas di Bali jelang Nataru, pemantauan harga akan dilakukan setiap hari melalui sistem informasi pergerakan harga atau Sigapura. Melalui sistem tersebut TPID bisa memantau arus keluar masuk pangan di Bali baik.

“Kami juga telah mendorong gerakan menanam cabai di pekarangan atau dirumah dan memanfaatkan lahan tidur milik Pemda untuk menanam komoditas volatile food. Untuk pengendalian inflasi jangka panjang perlu segera direalisasikan pembangunan pasar induk, kemudian hilirisasi komoditas hortikultura untuk menjaga stok pangan dan kestabilan harga,” ujar Trisno.

Selain itu, kenaikan harga canang sari jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan yang akan berlangsung pada pekan pertama Januari 2023 perlu diwaspadai. Harga canang sari diproyeksikan meningkat mulai akhir Desember 2022 karena meningkatnya kebutuhan untuk berbagai upacara adat di Bali. TPID juga diminta untuk memastikan ketersediaan canang sari cukup sehingga harga bisa dikendalikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper