Bisnis.com, DENPASAR – Nilai ekspor produk kerajinan Indonesia mencapai US$916 juta pada 2021 atau meningkat 10,49 persen jika dibanding 2020 yang nilai ekspor produk kerajinan US$829 juta.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Wury Ma'ruf Amin, menjelaskan tumbuhnya ekspor produk kerajinan Indonesia yang bersumber dari produk kerajinan dari seluruh daerah menandakan kualitas produk kerajinan yang mampu bersaing di tingkat global.
Produk kerajinan seperti kain tenun, batik, songket, yang umumnya menggunakan bahan baku lokal merupakan produk yang diminati oleh pasar global, terlihat dari tren ekspor yang meningkat setiap tahun.
“Kekuatan kearifan lokal, bahan baku yang berkualitas yang diolah dengan oleh perajin di seluruh Indonesia mampu menghasilkan produk berekonomi tinggi. Ini menjadi kunci produk kerajinan Indonesia bersaing di pasar global, kami yakin ekspor produk kerajinan akan terus meningkat,” jelas Wury di Mangupura, Kamis (8/9/2022).
Menurut Wury, sektor kerajinan juga mampu membuat 3,9 lapangan pekerjaan, dan memberikan kontribusi senilai Rp166 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Besarnya dampak sektor kerajinan terhadap perekonomian nasional harus diiringi dengan penguatan sektor kerajinan melalui pendampingan perajin, hingga kemudahan akses permodalan.
Penguatan ekosistem digital juga menjadi kunci bagi sektor kerajinan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Menurut Wury, sejak pandemi, platform digital menjadi penting bagi pengrajin untuk mengembangkan usahanya.
Baca Juga
“Penguatan digitalisasi melalui kerja sama dengan berbagai platform, seperti Whatsapp menjadi penting bagi UMKM agar jangkauan pasar bisa lebih luas,” ujar dia.
Dekranas bersama Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng Whatsapp untuk memperluas jaringan pelaku usaha kerajinan dan UMKM di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Indonesia, Teten Masduki, menjelaskan sektor upaya modernisasi sektor kerajinan terus dilakukan melalui pembinaan yang berkelanjutan, memudahkan mendapat Nomor Induk Berusaha (NIB), dan digitalisasi. Pemerintah juga memfasilitasi pelaku industri kriya untuk mengakses modal perbankan agar usahanya lebih berkembang.
“Kolaborasi dengan Dekranas menjadi penting dalam upaya modernisasi industri kriya di Indonesia. Kami berkomitmen bersama dalam mengembangkan dan mengubah pelaku industri kriya dari sektor informal ke sektor formal, dari anbankable menjadi bankable, dan tentu naik kelas usahanya,” ujar Teten. (C211)