Bisnis.com, DENPASAR – Provinsi Bali melalui PT Bali Sourcing Cargo melakukan ekspor 37 kontainer furnitur ke Vanuatu dengan total nilai ekspor Rp2 miliar atau US$136.056.
Owner PT Sourcing Cargo Bali, Surungan Novita Sibarani, menjelaskan, ekspor furnitur ke Vanuatu merupakan ekspor perdana yang langsung dari pelabuhan Benoa. Furnitur yang diekspor ke Vanuatu yakni handicraft seperti patung, dan dan kerajinan khas Bali lainnya.
“Kami mengekspor furnitur yang dibutuhkan Vanuatu untuk melengkapi akomodasi pariwisatanya. Vanuatu sedang melakukan pengembangan wisata,” jelas Novita, Selasa (16/8/2022)
Selama pandemi, Novita melakukan ekspor furnitur dan produk Bali lainnya melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan tujuan berbagai negara seperti ke Prancis. “Selama ini kami ekspor melalui Surabaya, karena kapal ke pelabuhan Benoa masih terbatas sekali. Selanjutnya kami berharap bisa melakukan ekspor langsung dari Bali,” kata Novita.
Kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara, Susila Berata, menjelaskan ekspor perdana ini menjadi momentum terbukanya keran ekspor komoditas Bali melalui pelabuhan Benoa.
"Setelah puasa selama 2,5 tahun akhirnya Bali bisa melakukan ekspor langsung dari pelabuhan Benoa, ini merupakan pertanda bangkitnya komoditas ekspor Bali. Semoga ekspor komoditas lainnya seperti ekspor perikanan, kakao bisa langsung dari Bali, sehingga memberikan dampak langsung terhadap Bali," jelas Susila.
Baca Juga
Nilai ekspor Bali secara perlahan mulai meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi Bali dan dibukanya lalu lintas internasional. Saat ini nilai ekspor Bali sudah memasuki US$20 juta, naik dibandingkan saat pandemi nilainya hanya US$10 juta. Sedangkan sebelum pandemi nilai ekspor Bali bisa mencapai US$30 juta.
Selama pandemi Covid-19, ekspor komoditas Bali mayoritas dilakukan dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, sedangkan untuk jalur laut harus melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Komoditas perikanan, perkebunan, pakaian hingga furnitur menjadi komoditas andalan ekspor Bali.