Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

50 Persen Agen Travel di Bali Belum Beroperasi

Walaupun diberlakukan Visa on Arrival (VOA) kepada 72 negara, jumlah kunjungan belum langsung bisa normal.
Suasana terminal kedatangan bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali./Bisnis-Wibi Pangestu. 
Suasana terminal kedatangan bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali./Bisnis-Wibi Pangestu. 

Bisnis.com, DENPASAR – Sebagian besar agen travel di Pulau Dewata belum beroperasi sejak terdampak pandemi Covid-19 walaupun industri pariwisata sedang dalam masa pemulihan.

Dari 415 agen travel yang berada di bawah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali, hanya 215 agen travel yang kembali beroperasi, sedangkan 200 agen travel masih belum bisa beroperasi karena kunjungan wisatawan masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan sebelum Covid-19.

Ketua DPD ASITA Bali, Putu Winastra, menjelaskan masih banyak negara yang dulu menjadi pasar agen travel belum membuka penerbangan langsung ke Indonesia atau pun ke Bali karena masih memberlakukan kebijakan zero Covid-19 di negara tersebut, seperti negara China, Jepang.

Walaupun pemerintah telah memberlakukan kebijakan Visa on Arrival (VOA) kepada 72 negara untuk menggaet kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali, jumlah kunjungan belum langsung bisa normal. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kunjungan wisman pada semester I/2022 hanya 181.625 orang, masih jauh dari target sebelum pandemi dimana kunjungan wisman mencapai 2 juta orang per semester.

Masih beratnya kondisi industri agen travel, ASITA Bali meminta pemerintah menunda kenaikan harga tiket pesawat, karena berpotensi menurunkan tingkat kunjungan wisman dan domestik.

“Memang dampaknya belum terasa, karena wisman yang datang saat ini sudah reservasi jauh hari sebelum kenaikan harga tiket. Tapi untuk jangka panjang ini berpotensi menurunkan kunjungan wisatawan ke Bali,” jelas Winastra saat dihubungi Bisnis, Rabu (10/8/2022).

Menurut Winastra, agen travel masih membutuhkan waktu untuk pulih seperti sebelum pandemi. Jika dihadapkan dengan kenaikan harga tiket maka akan menyulitkan agen travel menyesuaikan harga.

"Kami memang belum menghitung potensi kenaikan biaya perjalanan, tapi pemberlakukan tarif baru tiket pesawat akan memberatkan konsumen kami, bisa saja mereka menunda perjalanan ke Bali dan memilih berlibur ke destinasi lain yang lebih dekat dari rumahnya," kata dia. (C211)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper