Bisnis.com, DENPASAR – Pelaku usaha di Nusa Tenggara Barat yang membidik pasar e-commerce baru 17,3 dari seluruh jumlah pelaku usaha.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, mayoritas pelaku usaha yang masuk ke e-commerce merupakan generasi muda yang berusia di bawah 44 tahun dengan persentase 84 persen. Pelaku usaha di NTB mulai berjualan di e-commerce sejak 2017.
Pranata Komputer Madya BPS RI, Meindra Sabri menjelaskan omzet pelaku usaha NTB yang berjualan di e-commerce mayoritas masih di bawah Rp300 juta sejumlah 89 persen, kemudian pelaku usaha yang memiliki omzet hingga Rp2,5 miliar 9 persen, dan hanya 2 persen yang memiliki omset hingga Rp50 miliar.
Menurut Sabri, perlu dorongan yang lebih besar untuk pelaku usaha di NTB agar lebih banyak masuk ke pasar e-commerce. Banyak keuntungan yang didapat oleh pelaku usaha jika berjualan secara online seperti bisa menjangkau pasar global, mengurangi biaya operasional, kecepatan ekspansi pasar, hingga perbaikan rantai pasokan.
“Banyak sektor usaha di NTB yang bisa memanfaatkan e-commerce, seperti sektor pertanian, dari hasil pendataan yang kami lakukan, baru 3,7 persen usaha pertanian yang masuk ke e-commerce, ini harus didorong lebih besar lagi,” jelas Sabri dikutip dari live streaming, Jumat (22/7/2022).
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan oleh pemerintah untuk akselerasi ke penggunaan teknologi. Sektor lain yang diprioritaskan yakni maritim, Pendidikan, pariwisata, kesehatan dan logistik.
Aktivitas pasar online juga berkaitan dengan tingkat pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang meliputi infrastruktur, penggunaan dan keahlian. Tingkat pembangunan TIK di NTB masih di level menengah dengan 5.08 poin dari skala 10. (C211)