Bisnis.com, MATARAM – Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai berangkat ke Korea Selatan setelah tertunda selama dua tahun karena pandemi Covid-19.
Melalui program goverment to goverment (gtg), sejumlah 27 orang PMI NTB lulus untuk bekerja di sektor manufaktur dan perikanan di Korea Selatan. Dari 27 orang, sebanyak 13 orang berasal dari Lombok dan 14 orang dari pulau Sumbawa. Sebanyak 10 orang sudah diberangkatkan ke Korea Selatan bersama PMI daerah lain.
Kepala BP2MI NTB, Abdi Danar Prabawa, menjelaskan melalui program gtg dengan pemerintah Korea Selatan, masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri diarahkan memilih Korea Selatan karena jaminan perlindungan kerja yang bagus, serta gaji yang cukup tinggi.
“PMI yang bekerja di Korea Selatan melalui program gtg bisa mendapatkan Rp23 juta per bulan, jadi kami sarankan jika ingin bekerja di luar negeri jangan tanggung hanya ke Malaysia, sekalian ke Korea Selatan yang pendapatannya lebih baik,” jelas Abri, Rabu (26/5/2022).
Data BP2MI mencatat, jumlah PMI asal NTB yang bekerja di Korea Selatan melalui program gtg sebanyak 759 orang, merupakan penempatan paling tinggi dibanding Jepang yang hanya 74 orang.
“Total PMI asal NTB yang bekerja melalui program gtg sebanyak 833 orang dan paling banyak di Korea Selatan. Tetapi itu baru 0,15 persen dari seluruh PMI NTB yang ada di luar negeri. Jadi kami mendorong sekali lebih banyak PMI NTB masuk melalui program ini,” kata Abri.
Baca Juga
Abri menjelaskan, syarat untuk mengikuti program gtg tidak rumit, hanya memerlukan ijazah SMA/SMK, berusia minimal 18 tahun hingga 39 tahun. Kemudian mengikuti proses pelatihan yang telah disyaratkan oleh pemerintah. Selain ke Korea Selatan dan Jepang, Jerman juga telah membuka diri untuk PMI asal NTB, khususnya untuk sektor kesehatan. (K48)