Bisnis.com, MATARAM - Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur tumbuh 2,51 persen sepanjang 2021 atau terjadi perbaikan dibanding 2020 yang mengalami kontraksi 0,83 persen.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat, perbaikan ekonomi sepanjang 2021 didukung oleh perbaikan pada komponen pengeluaran seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat NTT.
Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja menjelaskan dari sektor lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi didukung oleh tumbuhnya sektor kontruksi, perdagangan dan pertanian.
"Bergeliatnya tiga sektor tersebut menjadi penopang pertumbuhan ekonomi NTT pada 2021, selain itu pada kuartal IV/2021 PDRB NTT juga tumbuh 3,10 persen, lebih baik dibanding kuartal III yang tumbuh 2,96 persen," jelas Atmaja dikutip dari rilis, Minggu (10/4/2022).
Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tetap positif pada 2022, BI NTT tetap menjaga inflasi agar terkendali. Pada Maret 2022, inflasi NTT tercatat 0,15 persen, lebih rendah dibanding bulan Februari yang inflasinya mencapai 0,51 persen.
"Inflasi pada Maret 2022 disebabkan kenaikan tarif angkutan udara serta komoditas makanan seperti bunga pepaya, terong, cabai rawit, dan bayam. Di sisi lain, penurunan harga beberapa komoditas ikan seperti ikan kembung, ikan tongkol, serta daging ayam ras menjadi faktor penahan inflasi," ujar Atmaja.
Baca Juga
Selain itu, mendukung pergerakan ekonomi masyarakat NTT pada hari besar keagamaan tahun ini, BI NTT menyiapkan uang tunai sejumlah Rp3,79 triliun. Uang tunai tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi di hari besar keagamaan mulai Ramadan dan Paskah.
"Kami menyediakan 101 titik penukaran uang tunai untuk memudahkan masyarakat NTT. Kami juga mendorong transaksi non tunai dengan QRIS. Ketersediaan uang tunai juga menjangkau masyarakat dipulau 3T seperti pulau Rote, pulau Ndao, pulau Sabu, pulau Raijua dan pulau Salura," kata Atmaja.