Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Papua Nugini dan Polandia Jadi Tujuan Baru PMI Asal NTB

Pekerja migran yang ke Papua Nugini umumnya bekerja di sektor pengolahan kayu dan perladangan.
Petugas kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada pekerja migran./Antara-Kemenko PMK
Petugas kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada pekerja migran./Antara-Kemenko PMK

Bisnis.com, MATARAM - Papua Nugini menjadi tujuan baru Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk bekerja.

Masuknya PMI NTB ke Papua Nugini untuk bekerja dibawa oleh perusahaan asal Malaysia yang melakukan ekspansi bisnis ke negara tersebut. Data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) NTB menyebutkan sudah ada 14 orang PMI asal NTB yang bekerja di Papua Nugini.

Mereka awalnya bekerja ke Malaysia, karena perusahaannya ekspansi bisnis ke Papua Nugini, mereka juga dipanggil untuk bekerja di sana. Kepala BP2MI NTB Abri Dinar Prabawa menjelaskan awalnya Papua Nugini tidak pernah masuk dalam daftar negara tujuan PMI asal NTB.

"Awalnya memang tidak ada Papua Nugini dalam lis PMI kita. tujuan PMI NTB biasanya ke Saudi Arabia, Malaysia, Korea, Jepang. Nah ini tren baru karena adanya ekspansi perusahaan Malaysia. Ini akan menjadi pintu masuk bagi PMI NTB, tidak menutup kemungkinan selanjutnya akan ada lagi yang ke sana (Papua Nugini)," jelas Abri, Kamis (13/1/2022).

Pekerja migran yang ke Papua Nugini umumnya bekerja di sektor pengolahan kayu dan perladangan. Gaji yang diterima berkisar Rp6 juta - Rp7 juta per bulan.

Selain ke Papua Nugini, Polandia menjadi negara baru tujuan pekerja migran asal NTB. Mulai masuknya ke Polandia ketika ada PMI NTB yang mencoba masuk secara mandiri untuk bekerja. "Setelah ada yang pergi secara mandiri kemudian banyak yang mulai berminat, Polandia ini sebelumnya tidak menjadi tujuan juga, ini merupakan trend baru," kata Abri.

Meningkatnya minat kerja ke Polandia karena tidak memerlukan keterampilan khusus dengan standar yang tinggi. Mereka yang ke Polandia umumnya bekerja di sektor manufaktur seperti industri perakitan mobil. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper