Bisnis.com, DENPASAR — Industri seni di Bali semakin memanfaatkan digitalisasi pasca hadirnya Whoafrank.com yang mewadahi penjualan karya seniman-seniman via aplikasi digital.
Whoafrank memfasilitasi penjualan karya seniman baik untuk karya dalam bentuk analog maupun digital menggunakan Non-Fungible Token (NFT). Sekitar 20 orang seniman lukis hingga fotografi asal Bali pada saat ini sudah bergabung memamerkan hasil karyanya di aplikasi tersebut.
Founder WHOAFRANK Franklin Firdaus mengatakan jumlah seniman kemungkinan akan bertambah seiring dengan pengembangan aplikasi yang masih berada di tahap awal. Adapun platform yang diluncurkan di Nusa Dua ini ditujukan bagi seniman baru maupun lama yang tertarik untuk memasarkan hasil karyanya menggunakan jalur digitalisasi.
Menurutnya, era pandemi merupakan waktu tepat bagi seniman memanfaatkan jalur digital agar karya-karya tersebut tetap mendapatkan apresiasi dari penikmat seni.
“Ini platform untuk seniman baru maupaun lama yang tertarik. Mereka punya kesempatan yang sama, sekaligus kami ingin melihat strong points apa atau dari angle apa agar pecinta seni dapat menikmati. Intinya kami persilahkan semua bergabung,” katanya seperti dikutip dalam rilis, Kamis (23/12/2021).
Dia menjelaskan platform digital diadopsi karena pada saat pandemi banyak yang kesusahan tidak saja memamerkan hasil karya tetapi juga untuk naik kelas sangat susah. Seni merupakan sebuah karya yang seharusnya tetap dapat dinikmati di era pandemi seperti sekarang karena sangat personal.
Baca Juga
Lewat platform Whoafrank, diharapkan seniman-seniman di Bali tidak berhenti berkarya serta tidak dipusingkan dengan pemasaran. Belum lagi, penggunaan NFT dalam platform ini akan menjawab kegelisahan seniman karena hasil karya dapat menjangkau pasar lebih luas.
Selain itu, NFT akan memberi nilai tambah bagi seniman di Bali, karena akan dapat terus menikmati hasil penjualan dari karyanya.
Co-founder WHOAFRANK Locca Candra mengatakan pihaknya tidak akan turut campur dalam proses pembuatan karya oleh seniman. Pihaknya membebaskan seniman berkreasi dan hanya fokus mengelola hasil karya tersebut agar diminati oleh penikmat seni.
Adapun terkait harga, pihaknya juga memberikan kebebasan kepada seniman menentukan harga. Apalagi, tujuan utama dari keberadaan platform ini adalah untuk memberikan keadilan bagi seniman di Pulau Bali dalam hal mendapatkan royalti untuk penjualan karya mereka.
“NFT menurut kami lebih menghargai seniman. Itulah alasan kami memilih untuk mengadopsi NFT agar ada rasa keadilan bagi seniman. Mereka bisa fokus berkreasi dan tetap mendapatkan persentase dari setiap penjualan,” jelasnya.