Bisnis.com, DENPASAR — Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berencana membagi kawasan wisata Ubud, Tegallalang, dan Payangan di Bali ke dalam tiga zona wisata.
Sekedar informasi, Ubud, Tegallalang, dan Payangan merupakan tiga kecamatan di Gianyar yang lokasinya berdekatan. Tiga Kecamatan tersebut memiliki sejumlah destinasi unggulan di sektor pariwisata.
Tiga zona wisata tersebut terdiri atas zona satu atau zona inti, zona dua yakni wisata budaya, dan zona tiga yakni wisata alam.
Zona inti akan berada di Desa Ubud, Desa Peliatan, dan Desa Mas, Kecamatan Ubud. Destinasi unggulan di tiga desa itu yakni Monkey Forest, Puri Lukisan, hingga sejumlah museum yang ada seperti Museum Neka, Museum Rudana, maupun Museum Arma.
Kemudian, Zona IB yakni penyangga inti meliputi Singakerta, Lodtunduh, Sayan, Kedewatan, Petulu, Keliki, Tegalalang, dan Melinggih Kelod.
Zona 2 atau pengembangan wisata budaya, yakni di Kenderan, Kedisan, Melinggih, Kelusa, dan Bukian. Terakhir, Zona tiga yakni pengembanagn wisata alam berada di desa Pupuan, Sebatu, Taro, Beresela, Puhu, Buahan, Buahan Kaja, dan Kerta.
Masing-masing zona memiliki visitor management berbeda-beda. Misal, di zona inti, kegiatan siang hari untuk wisata akan dikhususkan untuk city tour dan pada malam hari berupa pagelaran seni dan pertunjukkan.
Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S. Prawiradinata mengatakan pembentukan kawasan pariwisata Ulapan yakni Ubud, tegalalang, dan Payangan merupakan bentuk transformasi pariwisata Bali. Nantinya, Ulapan akan menjadi percontohan pariwisata yang bersinergi dengan sektor lain, seperti misalnya pertanian.
Selain itu, melalui Ulapan, juga akan diatur kondisi transportasi di wilayah tersebut sehingga mampu meminimalkan masalah kemacetan.
"Kita pastikan keseimbangan itu terjadi, kita mencoba zonasi dengan pendekatan berbeda-beda, zonasi sesuai dengan kelebihannya,ini akan segera dieksekusi lewat berkolaborasi dengan pemerintah daerah," katanya, Jumat (3/12/2021).
Menurutnya, sektor lain yang ada di Ulapan, seperti pertanian akan dioptimalkan sehingga hasil produksinya dapat memasok kebutuhan industri pariwisata di kawasan tersebut. Ulapan berupaya menerapkan konsep tri hita karana, yakni harmonisasi dengan alam, manusia, dan Tuhan dalam menjalankan pariwisata.
"Bagaimana pertanian dan pariwisata berimbang, kita lihat apa yang ada di wilayah itu, kita ingin seimbangkan potensi pariwisata dengan pertanian, kemudian pertanian dengan teknoligi sehingga bisa mengisi kebutuhan pariwisata," sebutnya.