Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Garam di Kusamba Berlatih Jadi Eksportir

Program ini membantu mempersiapkan calon eksportir untuk memenuhi permintaan pasar global sesuai standar produk ekspor.
Ketua TP PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster [kiri] meninjau produksi garam di Tejakula, Buleleng, Minggu (4/4/2021)./Istimewa
Ketua TP PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster [kiri] meninjau produksi garam di Tejakula, Buleleng, Minggu (4/4/2021)./Istimewa

Bisnis.com, DENPASAR — Petani dan anggota koperasi di Desa Devisa Garam Kusamba mendapatkan pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank dalam program desa devisa.

Adapun LPEI menggandeng Chef Ragil dari Nusa Gastromy Foundation sebagai narasumber dalam pelatihan ke petani garam dan anggota Koperasi LEPP Mina Segara Dana.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari sinergi LPEI dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan RI dan Pemerintah Kabupaten Klungkung yang telah meresmikan Kabupaten Klungkung menjadi Desa Devisa ke-26.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R.Gerald Setiawan Grisanto mengatakan pendampingan melalui Program Desa Devisa ini bertujuan mendorong koperasi dan para petani garam di Desa Kusamba menjadi eksportir. Program ini membantu mempersiapkan calon eksportir untuk memenuhi permintaan pasar global sesuai standar produk ekspor.

"Sekaligus meningkatkan kapasitas dari sisi manajemen ekspor maupun teknik produksi,” katanya seperti dikutip dalam rilis, Rabu (22/12/2021).

Gerald menjelaskan bentuk program yang akan diberikan kepada petani dan anggota koperasi di Desa Devisa Garam Kusamba, antara lain pelatihan produksi Bali sea salt rub, aspek branding dan digitalisasi, mengikuti pameran dagang, business matching dan juga pendampingan pengurusan sertifikasi produk.

“Dengan mengikuti program ini, koperasi dan para petani dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membantu meningkatkan perekonomian setempat," sebutnya.

LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan Republik Indonesia sesuai mandatnya melakukan percepatan peningkatan ekspor nasional, telah berhasil membangun potensi kawasan menjadi penghasil devisa melalui Program Desa Devisa.

Program ini dimulai sejak 2019 berawal dari Kluster Desa Devisa Kakao di Bali. Kabupaten Jembrana menjadi Desa Devisa pertama dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi selanjutnya ada Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinannya yang unik dan ramah lingkungan. Saat ini kedua desa devisa telah mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke negara-negara Eropa.

Selama tahun 2021 hingga November LPEI atau Indonesia Eximbank telah meluncurkan program Desa Devisa di Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, yaitu Desa Devisa Kopi Subang, Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Desa Devisa Tenun Gresik, Desa Devisa Garam Kusamba dan Desa Devisa Rumput Laut Sidoarjo.

Total penerima manfaat dari program ini telah mencapai 2.894 orang petani/penenun/perajin dan ke depannya akan terus bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper