Bisnis.com, DENPASAR — Balai Banjar di Bali yang telah tersambung jaringan internet berpotensi untuk menjadi creative space. Namun, hingga saat ini pemasangan jaringan internet di balai banjar tersebut dinilai belum optimal.
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan pemasangan jaringan internet di setiap banjar telah dolakukan pada 2018 silam sebagai salah satu program pertama gubernur-wakil gubernur ketika dilantik. Ternyata, pemasangan jaringan internet tersebut sangat dibutuhkan ketika pandemi terjadi. Terlebih, di tengah pandemi, hanya ekonomi berbasis digital yang masih bisa bertahan.
Hanya saja, pemasangan jaringan internet tersebut hingga kini diakuinya belum optimal digunakan.
"Program pertama kami bagaimana memasang wifi di setiap balai desa, fasilitas umum, dan sekolah, namun sayang sampai sekarang penggunaannya belum optimal," katanya, Kamis (2/12/2021).
Ketua STMIK Primakara Made Artana menilai banjar di Bali seharusnya bisa menjadi peluang untuk menumbuhkan creative space. Terlebih, dari 4.600 balai banjar di Bali, hampir setengahnya sudah terkoneksi internet sebagai bagian dari bantuan pemerintah Bali.
"Ini potensi ekonomi besar kalau pemanfaatan bisa maksimal, [banjar] bukan hanya digunakan untuk kegiatan sosial adat dan buaya tetapi juga kegiatan produktif di sektor ekonomi seperti menjadi creative space," sebunya.
Baca Juga
Menurutnya, jika 10 persen banjar di Bali bisa difungsikan sebagai creative space, maka akan ada 500 creative space di Bali. Hal ini pun bisa menjadi basis Bali dalam membangun Silicon Bali, meniru Silicon Valley yang merupakan pusat startup di Amerika Serikat.
"Inisiasinya sudah kami mulai kurang lebih satu bulan lalu, dengan membentuk creative space di Banjar Samuan Kangin, Petang, Badung," sebutnya.