Bisnis.com, DENPASAR - Denpasar dan Singaraja mengalami inflasi selama November 2021 dengan besaran 1,88 persen secara tahunan (YoY) dan 1,76 persen YoY.
Apabila dilihat secara bulanan, inflasi Denpasar adalah sebesar 0,71 persen mtm dan Singaraja 0,12 persen mtm. Secara tahun kalender, inflasi singaraja 0,68 persen ytd dan denpasar 1,26 persen.
Kepala BPS Bali Hanif Yahya mengatakan ada tiga kelompok penyumbang inflasi terbesar di Denpasar, antara lain perlengkapan rumah tangga, makanan, dan transportasi. Sementara itu, di Singaraja, penyumbang inflasi terbesar adalah makanan, perawatan pribadi, dan informasi.
Berdasarkan inflasi menurut komponen, komponen inti inflasi Denpasar adalah sebesar 0,6 persen dan Singaraja 0,06 persen. Kompomem pemerintah di Denpasar 0,69 persen dan Singaraja 0,01 persen. Komponen bergekolak Denpasar sebesar 1,22 persen dan Singaraja 0,43 persen.
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi di Denpasar, yakm canang sari dengan inflaso 14,18 persen, Tarif angkatan udara inflasi 11,85 persen, dan minyak foreng 8,2 persen. Di Singaraja, komoditas penyumbang inflasi terbesar yakni minyak goreng dengan tingkat inflasi 7,16 persen, beras dengan tingkat inflasi 2,05 persen, dan telur ayam ras 8,14 persen.
"Komoditas penyumbang deflasi di Denpasar selama November 2021 adalah mangga, mainan anak, dan popok bayi sekali pakai, di Singaraja penyumbang deflasi yakni ikan tongkol diawetkan, bayam, dan cabai rawit," katanya Rabu (1/12/2021).
Baca Juga
Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Denpasar dengan inflasi 0,71 persen mtm menempati urutan ke-12 dari 84 kota yang mengalami deflasi. Sementara itu, Singaraja menempati urutan ke-77 dari 84 kota yang mengalami inflasi.