Bisnis.com, DENPASAR -- PT Jamkrida Bali Mandara mencatat terjadi kenaikan nilai penjaminan kredit maupun non kredit pada Oktober 2021 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Berdasarkan data yang diterima Bisnis, nilai penjaminan kredit Jamkrida Bali Mandara untuk jenis kredit adalah senilai Rp15,2 triliun atau naik 31,58 persen yoy Pada Oktober 2021. Sementara itu, untuk penjaminan non kredit nilainya Rp2,9 triliun atau naik 18,58 persen yoy pada Oktober 2021.
Hal ini seiring dengan tumbuhnya kredit perbankan di Bali. Berdasarkan data OJK, hinga kuartal III/2021, kredit perbankan di Bali mampu tumbuh sebesar 2,42 persen yoy menjadi Rp94,68 triliun.
Direktur Utama Jamkrida Bali Mandara I Ketut Widiana Karya mengatakan, untuk peningkatan kredit, kenaikan penjaminan terjadi tidak hanya dari kredit perbankan. Melainkan juga, kredit yang disalurkan lembaga keuangan non bank seperti LPD, koperasi, badan usaha milik desa, maupun lembaga pengelola dana bergulir.
Adapun saat ini, mitra kerja Jamkrida Bali Mandara meliputi Bank BPD Bali, 115 BPR, 221 koperasi, 282 LPD, 38 Bumdes, 1 bank umum yakni Bank Bukopin, LPDB, 1 Perusahaan Daerah yakni PD Pasar Kota Denpasar, dan 3 modal ventura.
Jamkrida Bali Mandara juga bermitra dengan dua perusahaan asuransi yakni PT Asuransi Jiwa Reliance Indonesia dan PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri. Kemudian, juga bermitra dengan satu broker yakni PT Jakarta Raya Pialang Reasuransi, dan 34 agen penjamin perorangan serta 1 agen penjamin badan hukum.
"Kenaikan penjaminan kredit maupun non kredit ini karena kita memiliki banyak mitra, yakni sebanyak 753," katanya kepada Bisnis, Jumat (26/11/2021).
Seiring dengan peningkatan penjaminan tersebut, Hingga Oktober 2021, perusahaan telah berhasil mencetak laba Rp2,4 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Oktober 2020 yang mana perusahaan justru mengalami rugi Rp4,5 miliar.
Peningkatan pendapatan tersebut juga diikuti dengan tambahan penyertaan modal dari pemegang saham. Pemerintah Bali sebelumnya telah melakukan penyertaan modal senilai Rp15 miliar pada awal 2021, diikuti juga oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem senilai Rp250 juta.
Saat ini PT Jamkrida Bali Mandara menanti penyertaan modal dari Pemerintah Kota Denpasar yang rencananya dilakukan senilai Rp5 miliar secara bertahap. Namun, hingga saat ini dana tersebut belum cair karena kondisi keuangan pemerintah kota yang terdampak pandemi Covid-19.
Hingga kuartal III/2021, ekuitas PT Jamkrida Bali Mandara telah mencapai Rp161,4 miliar dengan modal disetor Rp148,5 miliar.
"Dengan bertambahnya modal berarti kapasitas penjaminan akan lebih besar karena ada standard gearing ratio sesuai POJK," sebutnya.