Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Impor NTB Turun 63,53 Persen pada September

Komoditas karet dan barang karet masih menjadi komoditas impor terbesar dengan presentase 31,81 persen dari keseluruhan nilai impor.
Harian Noris Saputra
Harian Noris Saputra - Bisnis.com 02 November 2021  |  14:25 WIB
Impor NTB Turun 63,53 Persen pada September
Sortasi karet. - Antara/Seno

Bisnis.com, MATARAM - Nilai impor Nusa Tenggara Barat pada September 2021 sebesar US$4,86 juta atau turun 63,53 persen (mtm) dibandingkan Agustus dengan nilai impor US$13,34 juta.

Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, turunnya impor cukup signifikan disebabkan oleh impor karet yang turun drastis pada September dengan nilai US$1,5 juta, jauh lebih rendah dibandingkan Agustus yang nilai impornya US$7,9 juta.

Kepala BPS NTB Wahyudin menjelaskan walaupun turun, komoditas karet dan barang karet masih menjadi komoditas impor terbesar dengan presentase 31,81 persen dari keseluruhan nilai impor.

"Impor komoditas karet masih dominan walaupun terjadi penurunan, impornya berasal dari Amerika Serikat dan Singapura," jelas Wahyudin dikutip pada Selasa (2/11/2021).

Selain itu, komoditas impor lainnya yang mengalami penurunan yakni mesin atau pesawat mekanik dengan nilai US$ 887.202, jauh lebih rendah dibanding Agustus yang nilai impornya US$2,2 juta. NTB juga mengimpor bahan peledak senilai US$1,14 juta, bahan bakar mineral US$716.709, perangkat optik US$183.018, besi dan baja US$165.819.

Negara asal impor komoditas NTB berasal dari Amerika Serikat dengan nilai impor US$1,9 juta atau 39,71 persen, Singapura US$1,5 juta, Filipina US$1,1 juta, Australia US$180.316, dan Cina US$ 44.598. "Tiga negara yakni Amerika, Singapura dan Filipina menjadi negara terbesar asal komoditas yang diimpor ke NTB," ujar Wahyudin. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

impor ntb
Editor : Miftahul Ulum

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top