Bisnis.com, DENPASAR — Pengerukan Pelabuhan Benoa kembali dilanjutkan pada tahun ini setelah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mendapatkan suntikan dana senilai Rp1,2 triliun dari pemerintah pusat melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).
Dana tersebut akan digunakan untuk pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap II yang merupakan salah satu dari 16 paket pengembangan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH).
Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto mengatakan pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 2 merupakan lanjutan dari pekerjaan sebelumnya yang telah dikerjakan pada 2019.
Dengan pengerukan alur dan kolam tahap 2 direncanakan kedalaman alur dan kolam Pelabuhan Benoa sepenuhnya merata sedalam minus 12 meter low water spring (MLWS).
"Pengerukan alur dan kolam ditahap ini areanya lebih luas, akan menjangkau hingga area pengembangan pelabuhan di sisi utara Pelabuhan Benoa saat ini, kedalaman akan merata hingga minus 12 MLWS," katanya seperti dikutip dalam rilis, Senin (13/9/2021).
Boy memerinci area yang akan dikeruk yakni kolam dermaga timur, kolam putar, alur pelayaran (pelebaran), kolam dermaga yacht club, kolam dermaga LNG, curah cair, dan petikemas serta kolam dermaga selatan.
Baca Juga
Pengerukan alur dan kolam pelabuhan dilakukan kembali karena pada beberapa area kedalaman alur dan kolam masih belum merata. Kedalaman di area pengembangan pelabuhan, misalnya, saat ini berkisar antara minus 1-3 MLWS.
"Area pengembangan sisi utara Pelabuhan Benoa direncanakan untuk area petikemas, curah cair, dan LNG yang terpisah dengan area wisata, sehingga membutuhkan kolam pelabuhan yang dalam, bisa diakses kapal tanker dengan panjang 180 meter dengan boot 50.000 deadweight tonnage [DWT]," ungkapnya.
Gubernur Bali I Wayan Koster memberikan apresiasi atas pengembangan Pelabuhan Benoa yang dilakukan oleh Pelindo III. Menurutnya, konsep pengembangan BMTH sudah menggambarkan Bali sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal Bali.
Harmonisasi pembangunan penting untuk menggambarkan kehidupan asli masyarakat Bali yang lekat akan budaya dan tradisi. Guna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya.
“Wisatawan yang datang melalui Pelabuhan Benoa harus merasa jika mereka berada di Bali saat pertama kali tiba, hal ini penting karena Bali memiliki nilai budaya yang kuat,” kata Koster.
Lebih lanjut, Koster meminta agar pengembangan Pelabuhan Benoa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak. Keterlibatan UMKM juga ditekankan agar perekonomian juga menjangkau seluruh lapisan masyarakat Bali.
“Masyarakat berhak memperoleh manfaat, sehingga mereka harus dilibatkan, sediakan tempat bagi mereka di Pelabuhan Benoa, agar nantinya saat pandemi ini berakhir mereka juga ikut bangkit seiring dengan kapal pesiar yang kembali datang ke Bali,” sebutnya.