Bisnis.com, DENPASAR — Pariwisata Bali paling terpukul dalam saat pandemi Covid-19 terjadi. Bahkan, peristiwa meletusnya Gunung Agung pada akhir 2018 lalu tidak memberikan efek panjang pada berlangsungnya pariwisata Pulau Dewata.
Hal tersebut dikeluhkan oleh pengusaha pariwisata Pulau Dewata. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan pariwisata Bali mati suri hingga 18 bulan lamanya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan ketika peristiwa bom bali terjadi, pariwisata Pulau Dewata bisa melakukan pemulihan selama enam bulan. Begitu juga ketika peristiwa meletusnya Gunung Agung terjadi, pemulihan ekonomi Bali bisa berlangsung dalam kurun waktu 3 bulan.
Menurutnya, Bali membutuhkan status khusus karena sangat bergantung pada pariwisata. Stimulus-stimulus perlu diberikan kepada pelaku usaha di Bali. "Penjagaan pintu Bali benar-benar perlu dijaga jangan sampai kasus sudah turun naik lagi," katanya.
Terpisah, Pengamat ekonomi pariwisata dari Universitas Warmadewa I Made Suniastha Amerta mengatakan sangat sulit memprediksi berakhirnya kondisi Pandemi Covid-19. Padahal di satu sisi, pembukaan pariwisata Bali bergantung dari kondisi pandemi tersebut.
Menurutnya, lantaran hal tersebut, pariwisata seharusnya bisa dibuka dengan syarat khusus, misalnya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga
"Stakeholder pariwisata Bali sudah saatnya duduk bersama lagi untuk mencari solusi pembukaan pariwisata Bali, setidaknya pada akhir tahun ini bisa diujicoba untuk bebrapa kawasan atau destinasi wisata Bali," sebutnya.
Menurutnya, jika pariwisata Bali tidak dibuka, perekonomian Bali tidak akan bisa bangkit lagi secara signifikan. Namun, patut disyukuri, dalam kondisi pandemi ini, di luar sektor pariwisata, sektor pertanian dan ekonomi kreatif (UMKM) cukup memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Bali.
Sesuai data BPS Provinsi Bali, pada kuartal II/2021, pertumbuhan ekonomi Bali sudah bergerak positif sebesar 2,83 persen. "Padahal pada kuartal I/2021, masih minus 5,29 persen," sebutnya.