Bisnis.com, DENPASAR — Masyarakat Bali yang belum melakukan vaksinasi Covid-19 masih merasa khawatir dengan efek samping ataupun tidak percaya dengan efektivitas vaksin.
Hal tersebut tercermin dalam survei Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mengenai. BPS Bali melakukan survei pada 1.131 responden yang belum melakukan vaksinasi. Dari survei, ada sebanyak 37,4 persen responden yang mengaku vaksinasi sudah terjadwal tetapi belum waktunya.
Sementara itu, sebanyak 18,2 persen responden mengaku masih mencari lokasi yang meyediakna kuota vaksinasi, sebanyak 35,6 persen karena alasan lainnya seperti belum bisa karena faktor kesehatan, ibu hamil, hingga sarana dan akses jalan yang sulit.
Sisanya, sebanyak 6,7 persen mengaku tidak mau atau khawatir dengan efek samping dan 2 persen mengaku tidak mau karena tidak percaya efektivitas vaksin.
Adapun persentase responden yang belum divaksin dan tidak mau divaksin karena khawatir efek samping atau tidak percaya efektivitas vaksin paling tinggi di Sarbagita. Berdasarkan umur, responden yang belum divaksin dan tidak mau divaksin karena khawatir efek samping atau tidak percaya efektivitas vaksin paling tinggi berada pada responden berumur 60 tahun atau lebih, berpendidikan SMA ke bawah, dan belum pernah terpapar Covid-19.
Adapun data terakhir Pemerintah Bali per 23 Agustus 2021, realisasi vaksinasi tahap I mencapai 3.136.020 atau 104,67 persen dari target dan vaksinasi tahap II mencapai 1.638.920 atau 54,7 persen dari target.
Baca Juga
Hingga Selasa (24/8/2021), secara kumulatif dari terkonformasi kasus Covid-19 pada 103.508 orang, ada sebanyak 91.547 orang (88,44 persen) dinyatakan sembuh, dan meninggal dunia 3.225 orang (3.12 persen). Kasus aktif per Selasa (24/8/2021) menjadi 8.736 orang (8,44 persen).