Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Ikan Tuna Masih Terkendala Pengiriman

Pandemi Covid-19 sama sekali tidak mempengaruhi produksi ikan tuna. Hanya, ketiadaan penerbangan langsung dari Bali karena Covid-19 telah menyebabkan sulitnya proses pengiriman.
Ikan tuna. /Antara-Ampelsa
Ikan tuna. /Antara-Ampelsa

Bisnis.com, DENPASAR — Ekspor ikan tuna ke sejumlah negara hingga saat ini mengalami kendala pada proses distribusi lantaran tidak dibukanya penerbangan langsung dari Bali.

Sekjen asosiasi tuna longline Indonesia (ATLI) Bali Nyoman Sudarta mengatakan adanya pandemi Covid-19 sama sekali tidak mempengaruhi produksi ikan tuna. Hanya, ketiadaan penerbangan langsung dari Bali karena Covid-19 telah menyebabkan sulitnya proses pengiriman.

Menurutnya, diskusi dengan sejumlah pihak pun dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, hingga saat ini belum menemukan solusi.

"Dengan semua pihak temasuk pemerintah sudah didiskusikan, tetapi belum ada solusi karena masih Covid-19, semoga Covid-19 cepat berlalu," katanya kepada Bisnis, Selasa (24/8/2021).

Hingga saat ini, eksportir tuna dari Bali memanfaatkan penerbangan langsung di Jakarta untuk pengiriman via udara maupun pengiriman melalui jalur darat menuju Pelabuhan Tanjung Perak dengan menggunakan container. Pengiriman melalui jalur darat hanya bisa dilakukan untuk tuna beku, sedangkan ikan tuna segar tetap melalui jalur udara.

Menurutnya, pengiriman lewat jalur darat juga memiliki masalah. Pasalnya, pengiriman lewat jalur darat memiliki risiko yang tinggi karena berkaitan dengan ketepatan waktu keberangkatan kapal.

"Kalau ada kapal Feeder di Benoa [Pelabuhan di denpasar] harusnya lebih efisien, tetapi justru biaya sangat tinggi. Mestinya bisa lewat Benoa langsung ke negara buyer sehingga semua dokumen bisa atas nama Bali," sebutnya.

Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar Anwar mengatakan pemerintah sebenarnya sudah berupaya untuk memfasilitasi eksportir ikan tuna. Hanya saja, dukungan pengiriman berupa melakukan charter pesawat tetap tidak masuk dalam skala bisnis.

Pasalnya, pengiriman ikan tuna tidak selalu dalam jumlah yang besar. Pilihan untuk melakukan charter pesawat pun akan berat pada masalah biaya.

"Ikan tuna tidak bisa [charter] karena paling [ekspor] 300 itu juga tidak menutup [biaya]," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper