Bisnis.com, DENPASAR — Volume ekspor ikan tuna meningkat hingga 26,8 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada semester I/2021 menjadi 5.210 ton.
Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar Anwar mengatakan kenaikan volume ekspor tersebut juga diikuti dengan peningkatan nilai ekspor yang mencapai 66 persen YoY pada semester I/2021 menjadi Rp491,65 miliar.
Ikan Tuna yang diproduksi dari perairan Bali tersebut diekspor ke lima negara tujuan utama yakni Amerika Serikat, China, Australia, Jepang, dan Taiwan.
Menurutnya, peningkatan ekspor tersebut seiring dengan tinggi permintaan dan mulai lancarnya pengiriman cargo ke sejumlah negara. Pada tahun lalu, Covid-19 yang baru menjadi pandemi di Indonesia telah menutup akses pengiriman langsung ke sejumlah negara.
Penerbangan internasional yang dibuka pun hanya bisa melalui Jakarta. Sementara itu, Bali belum mampu membuka penerbangan intenasional sehingga pengiriman ekspor tidak bisa dilakukan dengan mudah.
Meskipun, tahun ini Bali belum juga membuka gerbang internasional, tetapi penerbangan langsung dari Jakarta sudah semakin mumpuni untuk mendukung permintaan ekspor dari Bali.
"Tahun lalu kan pandemi parah, waktu itu masih mencari cara dan banyak kendala, dari tahun 2021 sudah mulai maintanance jalur sudah mulai ketahuan, dulu buka tutup banyak terganggu pengiriman sehingga proses ekspor sangat susah," katanya kepada Bisnis, Selasa (24/8/2021).
Sekjen asosiasi tuna longline Indonesia (ATLI) Bali Nyoman Sudarta mengatakan proses produksi tuna sama sekali tidak mengalami kendala meskipun terjadi pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 hanya mempengaruhi proses ekspor karena Bali yang belum membuka penerbangan langsung.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada solusi untuk mengatasi kendala pengiriman,
Selain tetap melakukan pengiriman lewat Jakarta, ATLI juga tetap mendorong ekspor ikan tuna dalam bentuk beku melalui jalur darat dengan menggunakan container.
"Dengan semua pihak termasuk pemerintah sudah didiskusikan, tetapi belim ada solusi karena masalah Covid-19," sebutnya.