Bisnis.com, DENPASAR - Bank Indonesia Bali memproyeksikan kredit perbankan pada akhir 2021 akan tumbuh positif di atas 0,5 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho mengatakan PPKM darurat diperkirakan berdampak pada menurunnya mobilitas masyarakat, sehingga akan berdampak juga pada penurunan transaksi perekonomian.
Sedangkan dari sisi kinerja kredit diperkirakan belum dapat melanjutkan pemulihan yang berarti seiring dengan lemahnya permintaan dan kecenderungan perbankan untuk berhati-hati pada kondisi ketidakpastian yang tinggi .
"Di tengah situasi ini perbankan dinilai akan lebih berhati-hati menyalurkan kredit kepada pelaku usaha," tuturnya kepada Bisnis, Jumat (16/7/2021).
Trisno menyampaikan total Kredit Bali 2020 senilai Rp102.96 triliun dengan pertumbuhan -0.48 persen (yoy). Kemudian pada triwulan II 2021, laju kredit menunjukan perbaikan yang mencapai 0.49 persen (yoy).
Melihat data tersebut, kata dia, Bank Indonesia Bali memproyeksikan kredit perbankan dapat tumbuh positif di atas 0,5 persen pada akhir 2021. Hal ini didorong oleh kredit di sektor UMKM.
Baca Juga
Menurutnya, 90 persen sektor usaha di Bali adalah UMKM dan pemerintah melalui perbankan terus mendorong penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dengan adanya subsidi bunga.
Dia menuturkan, PPKM darurat akan membawa dampak positif apabila efektif mencapai tujuannya, yakni terkendalinya angka kasus Covid-19. Oleh sebab itu, kebijakan ini harus mendapat dukungan semua pihak agar tujuannya dapat tercapai.
"Semakin cepat angka Covid terkendali, maka semakin cepat perekonomian kita bangkit," tambahnya.
Agar PPKM darurat berjalan dengan baik, sambungnya, dia turut meminta semua pihak agar selalu mendukung upaya pemerintah dalam pengendalian angka Covid-19. Mengoptimalkan pertumbuhan sektor yang masih dapat produktif dalam mobilitas yang terbatas yakni pertanian dan ekonomi digital.
Selanjutnya, tetap menjaga citra Bali dan Indonesia, melakukan rethinking business plan dan strategi dalam mencapai sustainability growth. Terakhir dengan mengoptimalkan peran fiskal sebagai bantalan krisis.