Bisnis.com, DENPASAR -- Denpasar mengalami inflasi bulanan sebesar 0,46 persen, sedangkan Singaraja mengalami deflasi 0,15 persen pada April 2021.
Secara inflasi tahunan, Denpasar mengalami inflasi 1,3 persen year on year (YoY) pada April 2021. Tingkat inflasi tahunan Singaraja justru lebih tinggi lagi yakni 3,16 persen YoY.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Hanif Yahya mengatakan realisasi inflasi tersebut berkaitan dengan perayaan Hari Raya Galungan-Kuningan dan Bulan Ramadan yang jatuh selama April 2021.
Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa komoditas harga mengalami pergerakan dengan adanya perayaan tersebut.
Kelompok penyumbang inflasi terbesar di Denpasar adalah perlengkapan rumah tangga yang menyumbang 0,25 persen, makanan 0,16 persen, dan perawatan pribadi 0,05 persen.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar di Denpasar yakni canang sari, daging ayam ras, jeruk, pisang, emas perhiasan, minyak goreng, nangka muda, apel, sampo, dan tisu.
Kelompok penyumbang deflasi terbesar di Singaraja yakni kelompok makanan 0,43 persen, perumahan 0,05 persen, dan transportasi 0,002 persen. Komoditas penyumbang deflasi di Singaraja yakni cabai rawit , lemari pakaian, tongkol diawetkan, terong, kangkung, ikan tongkol, kaso, ikan lamuru, daun pintu, dan jahe.
"Memang ada perbedaan antara Denpasar dan Singaraja, hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya penurunan harga beberapa komoditas di Singaraja," katanya, Senin (3/5/2021).
Pada April 2021, di Denpasar komponen inti (core) tercatat mengalami peningkatan indeks/inflasi setinggi 0,42 persen atau menyumbang sebesar 0,2913 persen terhadap inflasi.
Sementara itu, komponen bergejolak (volatile) tercatat mengalami inflasi setinggi 1,07 persen atau menyumbang sebesar 0,1650 persen terhadap inflasi.
Sementara itu, komponen harga diatur pemerintah (administered) tercatat tidak mengalami perubahan indeks/stagnan serta tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Kota Denpasar pada April 2021.
Menurut komponen pengeluaran, pada April 2021 di Kota Singaraja komponen bergejolak (volatile) tercatat mengalami deflasi sedalam 1,68 persen dengan sumbangan deflasinya sebesar -0,3810 persen.
Komponen inti (core) tercatat inflasi setinggi 0,4 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,2299 persen. Sementara itu, komponen harga diatur pemerintah (administered) tercatat stagnan atau tidak mengalami perubahan indeks.
Hal itu ditunjukkan oleh besaran IHK bulan April 2021 yang sama dengan catatan bulan sebelumnya sebesar 105,59 (2018=100).