Bisnis.com, DENPASAR — Okupansi perhotelan di Bali meningkat sepanjang libur panjang pebisa berulang saat libur lebaran nanti.
Associate Director of PR & Marketing Communications at Ayodya Resort Bali Dady Primady mengatakan okupansi rata-rata selama periode libur dari 2- 6 April 2021 adalah sebesar 8 persen dari ketersediaan 540 kamar. Okupansi tersebut cenderung meningkat dibandingkan hari biasa, tetapi setelah periode libur panjang berakhir, okupansi kembali menurun.
Menurutnya, kondisi serupa terjadi saat libur Nyepi, yang mengalami peningkatan sebesar 3 persen dibandingkan hari normal. Liburan lebaran nanti dinilai akan menjadi momentum peningkatan okupansi selanjutnya bagi Ayodya. Resort Bali.
Bahkan, peningkatan okupansi saat libur lebaran mulai terlihat dengan adanya booking sebesar 15 persen dari total ketersediaan kamar. Diproyeksi, okupansi saat libur lebaran nanti akan mencapai 18 persen.
"Yang penting pemerintah tidak membuat peraturan pembatasan saja, kalau membuat aturan pembatasan kelar deh bali, karena kan kita saat ini market hanya mengandalkan domestik lokal dan luar Bali," katanya kepada Bisnis, Selasa (6/4/2021).
Bisnis mengkonfirmasi sejumlah Hotel seperti Inna Grand Bali Beach, Kayumanis Jimbaran, dan Hilton Bali Resort terkait peningkatan okupansi. Hotel-hotel tersebut mengaku mengalami peningkatan okupansi, meskipun jumlahnya tidak signifikan.
Baca Juga
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya mengatakan saat long weekend kemarin, okupansi hotel di Bali meningkat hingga 20 persen. Sebelumnya, dalam kondisi hari biasa di tengah pandemi, okupansi hotel di Bali tidak lebih dari 10 persen.
Peningkatan okupansi tersebut, lanjutnya, seiring dengan naiknya jumlah kunjungan wisatawan domestik dari semula 3.000 per hari menjadi 8.000 per hari. Meskipun ada peningkatan kunjungan, jumlahnya belum cukup menutup ketersediaan kamar hotel di Bali yang mencapai lebih dari 146.000 kamar.
"Dengan 8.000 kunjungan selama 4 hari libur panjang, tetap tidak bisa dongkrak okupansi, okupansi hanya 20 persen, memang ada beberapa hotel yang lebih, mungkin ada yang 30 persen, kalau rata-rata seluruh hotel capai 20 persen," katanya.
Menurutnya, libur lebaran nanti berpotensi meningkatkan kunjungan wisata ke Bali sehingga okupansi bisa naik lebih tinggi lagi menjadi kisaran 30 persen hingga 40 persen. Namun, untuk menuju pariwisata normal, Bali tetap membutuhkan kedatangan wisatawan asing yang diharapkan bisa dibuka secara bertahap mulai Juni 2021.
"Lebaran itu kan kaitannya lebih panjang dari paskah kemarin, saya yakin akan bisa sampai 1 minggu hingga 10 hari, kedatangan kemungkinan besar sebanyak 10.000 wisatawan, sehingga okupansi bisa 30 persen sampai 40 persen," sebutnya.