Bisnis.com, DENPASAR — Program Work from Bali yang saat ini sedang digencarkan membuat para wisatawan gregetan untuk segera ke Pulau Dewata.
Di sisi lain, lama tamu menginap atau length of stay turut dipengaruhi tingkat kepercayaan wisatawan terhadap penerapan protokol kesehatan di daerah tujuan wisata.
Demikian disampaikan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Bali.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali rata-rata lama tamu asing dan domestik menginap di hotel berbintang pada Januari 2021 tercatat 3,50 hari atau naik 1,41 poin dibandingkan dengan Desember 2020 (month to month/MtM).
Jika dibandingkan dengan capaian Januari 2020 (Year on Year/YoY) yang tercatat 2,82 hari, angka ini mengalami peningkatan 0,68 poin.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya mengatakan peningkatan lama hunian wisatawan di Pulau Dewata ini sangat masuk akal.
Hal itu terkait dengan ketatnya penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang dilakukan para pelaku pariwisata.
Menurutnya, tingkat hunian ini dapat lebih panjang lagi jika pariwisata telah dibuka kembali. Terutama bagi wisman asal Eropa yang memiliki waktu tinggal sekitar dua minggu, ditambah adanya program Work from Bali (WFB) yang saat ini sedang digencarkan.
“Dari hasil survei yang kami lakukan, wisatawan asing sudah sangat ingin ke Bali. Jadi kalau nanti pariwisata dibuka, lama tinggal tamu bisa lebih panjang daripada kondisi saat ini,” tuturnya kepada Bisnis, Senin, (1/3/2021).
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Januari 2020 tercatat sebesar 11,15 persen atau turun 7,85 poin dibandingkan TPK Desember 2020 (MtM).
Jika dibandingkan Januari 2020 yang mencapai 59,29 persen, tingkat penghunian kamar pada Januari 2021 tercatat turun 48,14 poin.
Kemudian, TPK hotel nonbintang tercatat sebesar 6,70 persen atau naik 1,35 poin dibandingkan Desember 2020.