Bisnis.com, DENPASAR - Konstruksi trem listrik berbasis baterai di Bali diproyeksi akan mulai dilakukan pada Maret 2022 dengan target rampung masih menyesuaikan dengan studi kelayakan yang saat ini sedang dikerjakan.
Rencana pembangunan sarana transportasi perkotaan berupa trem listrik berbasis baterai merupakan tindak lanjut penandatanganan nota kesepahaman antara PT Industri Kereta Api (Persero) engan PT Perusahaan Daerah (Perusda) Bali pada 22 Oktober 2020.
Hingga saat ini, proyek yang digadang-gadang akan mendukung pengembangan energi ramah lingkungan di Bali masih dalam tahap studi kelayakan.
Senior Manager Departemen Pengembangan Bisnis PT INKA (Persero) Apoleus Karo Karo mengatakan, jika terealisasi, proyek ini akan mendukung peraturan Gubernur Bali 48/2019 tentang penggunaaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Studi kelayakan tersebut mengkaji mulai dari jarak trem hingga target rampung.
Pengembangan sistem transportasi berbasis kendaraan listrik ini rencananya akan meliputi kawasan Kuta, Sanur, Ubud dan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali Gunaksa.
"Trem Baterai ini menggunakan komponen baterai yang juga mendukung rencana pembuatan pabrik baterai dalam negeri yang digagas pemerintah. Namun, saat ini masih dari luar, karena belum ada," katanya kepada Bisnis, Senin (15/2/2021).
Sebelumnya, Direktur Business Development Perusda Bali Bagus Gde Ananta Wijaya Karna mengatakan, studi kelayakan ditargetkan rampung pada September 2021. Sepanjang tahun ini, kedua perusahaan tidak hanya akan melakukan studi kelayakan, tetapi juga pembicaraan skema bisnis, dan proses perizinan.
Titik pasti pembangunan trem listrik berbasis baterai tersebut masih menyesuikan dengan hasil kajian.
"Rencana ini telah sesuai dengan skema kerja sama, dan sebagai salah satu persiapan secara inline dengan seluruh proses di awal," sebutnya.