Bisnis.com, DENPASAR — Investor saham di Bali didominasi penduduk milenial dengan rentang usia 18 sampai 25 tahun. Porsi investor di usia tersebut mencapai 35 persen dari keseluruhan investor saham di Bali.
Berdasarkan data BEI, jumlah investor pasar modal secara keseluruhan di saham, obligasi,reksadana dan produk turunannya di Bali selama 2020 adalah sebanyak 78.617 investor atau tumbuh 70 persen (YoY).
Klasifikasi investor saham di Bali didominisasi penduduk usia 18 sampai 25 tahun. Kemudian, disusul penduduk usia 41 sampai 100 tahun dengan porsi 23 persen, penduduk usia 31 sampai 40 tahun dengan porsi 22 persen, dan penduduk usia 26 sampai 30 tahun dengan porsi 20 tahun.
Jika diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaan, investor saham di Bali didominasi pegawai swasta dengan porsi 41 persen. Kelompok pelajar menempati posisi investor saham kedua terbesar di Bali dengan porsi 20 persen.
Di posisi ketiga, pengusaha dengan porsi 13 persen, pegawai negeri 6 persen, ibu rumah tangga 2 persen, TNI/Polri 1% persen, pensiunan 1 persen, guru 1 persen, dan sisanya tidak terklasifikasi 15 persen.
Sebaran investor terbesar berada di Denpasar dengan porsi 45 persen. Badung menempati urutan kedua dengan porsi 18 persen. Disusul Gianyar di posisi ketiga dengan porsi 9 persen. Selanjutnya, Buleleng dan Tabanan memiliki porsi yang sama masing-masing sebesar 8 persen, dan Karangasem 4 persen. Kemudian, Jembrana dan Klungkung masing-masing sebesar 3 persen dan terakhir Bangli sebesar 2 persen.
Baca Juga
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bali I Gusti Agus Andiyasa mengatakan, meskipun memiliki katagori usia termuda, milenial di Bali dinilai cukup melek informasi mengenai investasi pasar modal. BEI mengaku kerap melakukan edukasi ke milenial.
Selain itu, BEI juga memiliki galeri investasi yang bekerja sama dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Di Bali, terdapat 12 galeri investasi BEI. "Mereka [milenial] melek, kita sering kok edukasi ke golongan millenial," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/2/2021).
Menurutnya, di tengah peningkatan jumlah investor pasar modal di Bali, edukasi menjadi pekerjaan rumah yang dilakukan BEI. Bijak berinvestasi menjadi hal yang ditekankan ke seluruh investor baru di Bali.
"Jangan sampai kita berinvestasi di pasar modal karena ikut-ikutan atau saran dari orang tanpa kita menganalisa saham tersebut terlebih dahulu," sebutnya.