Bisnis.com, DENPASAR - Proyeksi investasi Bali pada 2021 masih belum menemukan titik terang sebab targetnya sangat berpengaruh pada penanganan pandemi Covid-19.
Hingga kuartal III/2020, realisasi investasi Bali tercatat jauh di bawah target. Realisasi investasi Bali hingga Kuartal III/2020 memperlihatkan rapor merah dengan besaran 19,16% dari target yang senilai Rp42,36 triliun.
Realisasi investasi pada 2020 pun didominasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang memiliki persentase 10,38% dan sisanya yakni 8,78% penanaman modal asing (PMA) sehingga total realisasi hingga kuartal III/2020 senilai Rp8,12 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bali Dewa Putu Mantera mengaku belum bisa memproyeksi target investasi pada 2021 karena pendataan yang belum rampung pada tahun lalu. Namun, dia memastikan, target investasi pada tahun ini dipastikan akan jauh di bawah target tahun sebelumnya.
Pada tahun ini, target investasi Bali kemungkinan tidak akan setinggi 2020 karena menyesuaikan dengan pemulihan pandemi.
"Kita memang belum umumkan target tahun ini, baru kemarin rapat dengan pemerintah pusat, kemungkinan turun tidak seperti dulu. Dulu secara nasional kan targetnya Rp886 triliun dan sudah ada perubahan menjadi Rp817 triliun. Dengan kondisi ini kemungkinan pasti target investasi nasional dan Bali pada tahun ini akan turun," katanya kepada Bisnis, Rabu (20/1/2021).
Baca Juga
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali Nengah Nurlaba mengaku pesimistis dengan realisasi investasi pada tahun ini karena Bali dinilai masih akan dihadapkan dengan kondisi yang sama dengan tahun lalu. Meskipun vaksin Covid-19 mulai didistribusikan, perekonomian masih wait and see dengan perkembangan yang ada.
Kondisi ini pun dinilai akan membuat masuknya modal asing ke Bali untuk berinvestasi di sektor riil tidak akan tinggi pada tahun ini. Investasi akan tetap didominasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan menyesuaikan sektor-sektor yang masih berpotensi seperti infrastruktur, pertanian, maupun perikanan.
Investasi di sektor pariwisata yang selama ini menjadi primadona bagi Bali pun dinilai tidak akan banyak dilirik tahun ini.
"Harapan kita kan arus uang dari luar masuk ke Indonesia karena memiliki nilai yang jauh lebih besar. Kalau investasi di sektor pariwisata tahun ini juga masih akan berat, tetapi kan sudah mulai dipastikan akan ada pembangunan tol, itu yang bisa mendorong," katanya kepada Bisnis, Kamis (21/1/2021).
Praktisi Bisnis Keuangan Dari Universitas Pendidikan Nasional Denpasar Gede Sri Darma mengatakan, di tengah kondisi pandemi, investasi di sektor riil akan sangat berat. Investor akan cenderung menanamkan modalnya pada sektor keuangan karena lebih liquid dan aman di tengah ketidakpastian ekonomi.
Menurutnya, proyeksi investasi tahun ini di Bali akan sangat tergantung pada penanggulan Covid-19. "Semakin lama menjadikan Bali zona hijau maka semakin lama pemulihan ekonomi Bali," sebutnya.