Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi di Bali Rendah, Pengajuan Perizinan Masih Tinggi

Realisasi penanaman modal dalam negeri maupun asing di Bali hingga kuartal III/2020 adalah sebanyak 4.672 proyek dengan nilai Rp8,12 triliun atau baru 19,16% dari target tahunan.
Sebagai bentuk dukungan pengembangan pariwisata di Bali, khususnya yang menghubungkan kawasan Bali bagian Selatan dan Utara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Jalan Pintas (Shortcut) ruas Mengwitani-Singaraja dengan panjang sekitar 12,76 km.  /Kementerian PUPR
Sebagai bentuk dukungan pengembangan pariwisata di Bali, khususnya yang menghubungkan kawasan Bali bagian Selatan dan Utara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Jalan Pintas (Shortcut) ruas Mengwitani-Singaraja dengan panjang sekitar 12,76 km. /Kementerian PUPR

Bisnis.com, DENPASAR -- Realisasi investasi di Bali pada 2020 cukup rendah karena terdampak pandemi Covid-19. Namun, realisasi perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Puntu selama 2020 mampu mencetak angka hingga puluhan ribu.

Adapun, realisasi penanaman modal dalam negeri maupun asing di Bali hingga kuartal III/2020 adalah sebanyak 4.672 proyek dengan nilai Rp8,12 triliun atau baru 19,16% dari target tahunan. Realisasi investasi tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp4,4 triliun dan penamanan modal asing (PMA) Rp3,72 triliun. Realisasi investasi tertinggi baru terjadi pada kuartal III/2020 dengan nilai total Rp3,79 triliun.

Sementara itu, pada dua kuartal sebelumnya yakni kuartal I/2020 dan kuartal II/2020 masing-masing mencatatkan nilai investasi Rp2,97 triliun dan Rp1,35 triliun.

Dari sisi perizinan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bali telah mengeluarkan 20.380 izin dan non-izin selama 2020.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bali Dewa Putu Mantera mengakui banyak calon investor yang mangajukan perizinan ke Bali, berupa izin studi kelayakan maupun izin berusaha lainnya. Kondisi Bali yang diminati sebagai destinasi wisata dunia membuat pengajuan perizinan terbilang tinggi.

Hanya saja, ketika COvid-19 melanda, sejumlah calon investor pun harus meninggalkan Bali dan memunda rencana investasi. Keinginan calon investor untuk menanamkan modal di Bali pun dinilai masih tinggi meskipun mereka saat ini masih wait and see hingga situasi kembali normal.

"Jadi beberapa ada yang baru pendekatan baru pertengahan melakukan audensi, tiba-tiba ada Covid-19, saat ini tidak ada kabar lagi," katanya kepada Bisnis, Kamis (21/1/2021).

Menurutnya, jumlah izin yang mencapai puluhan ribu tersebut tidak hanya berkaitan dengan kondisi Bali yang diminati dunia. Namun, juga dikarenakan kemudahan sistem pelayanan perizinan.

Saat ini, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bali telah membuat 47 ijin terintegrasi dengan Online Single Submission (OSS) Kementerian. Sisanya, masih ada 124 ijin yang perlu dilakukan integrasi.

"Dengan kemudahan akses perizinan, logikanya pasti akan mengalami peningatan. Sekarang sudah dimudahkan, di mana-mana bisa diakses," sebutnya.

Dewa pun optimistis setelah situasi normal, realisasi investasi di Bali akan kembali menanjak. Meskipun, pada tahun ini, target investasi Bali kemungkinan tidak akan setinggi 2020 karena menyesuaikan dengan pemulihan pandemi.

"Kita memang belum umumkan target tahun ini, baru kemarin rapat dengan pemerintah pusat, kemungkinan turun tidak seperti dulu. Dulu secara nasional kan targetnya Rp886 triliun dan sudah ada perubahan menjadi Rp817 triliun. Dengan kondisi ini kemungkinan pasti target invetsasi nasional dan Bali pada tahun ini akan turun," katanya.

Lebih lanjut, Dewa menjelaskan, pariwisata masih menjadi sektor investasi andalan Bali. Selain pariwisata, infrastruktur juga menjadi dambaan investor dalam melakukan penanaman modal di Bali.

Khusus terkait pariwisata, saat ini, pihaknya mengaku berupaya menawarkan daerah-daerah di luar Denpasar dan Badung untuk menjadi tujuan investasi. Pasalnya, Denpasar dan Badung sudah dinilai terlalu jenuh untuk menjadi tempat wisata.

"Kita sarankan semua sektor, apa pun yang diminati invetsor, kalau mau pertanian ya silahkan, kalau mau terkait pengelolaan sampah ya silahkan," sebutnya.

Terpisah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memproyeksi kinerja Investasi pada 2021 diperkirakan meningkat. Kondisi ini seiring dengan rencana investasi di 2021 baik yang bersumber dari swasta maupun pemerintah.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan terdapat sejumlah proyek baru pada 2021 di antaranya jalan tol Gilimanuk Mengwi, pembangunan hotel, dan penataan destinasi wisata Pura Besakih, pembangunan Pelabuhan Benoa, dan pembangunan jalur  kereta api listrik Bandara menuju ke Kuta. Di samping itu, investasi nonbangunan juga diperkirakan meningkat.

"Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan optimisme investor seiring mulai dilaksanakan vaksinasi Covid-19," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper