Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ubud Bakal Jadi Forbidden City, Wisata Terbatas dan Utamakan Kualitas

Rencana pengembangan Ubud sebagai forbidden city atau kota yang kunjungannya terbatas masih sedang dalam tahap penyusunan master plan.
Wisatawan mancanegara mengenakan pakaian adat ketika melihat perayaan Hari Raya Galungan di Pura Dalem Peliatan, Ubud, Bali, Rabu (5/4)./Antara-Nyoman Budhiana
Wisatawan mancanegara mengenakan pakaian adat ketika melihat perayaan Hari Raya Galungan di Pura Dalem Peliatan, Ubud, Bali, Rabu (5/4)./Antara-Nyoman Budhiana

Bisnis.com, UBUD — Ubud akan mengembangkan kawasan pariwisata berupa forbidden city untuk merealisasikan quality tourism di Bali.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pembentukan forbidden city di Ubud, Bali merupakan upaya untuk menarik kunjungan wisatawan berkualitas alih-alih menggantungkan pada jumlah pengunjung. Rencana ini juga dinilai akan mendorong pengembangan pariwisata Bali yang kembali menonjolkan budaya daripada kondisi alam.

Hanya saja, rencana pengembangan Ubud sebagai forbidden city atau kota yang kunjungannya terbatas masih sedang dalam tahap penyusunan master plan. Saat ini Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sedang melakukan kerja sama dengan tokoh adat dan juga pemerintah daerah untuk merealisasikan rencana tersebut.

Pengembangan masterplan Ubud tersebut ditargetkan rampung semester I/2021.

"Bappenas sedang menyusun masterplan membantu Bali yang ada di Ubud, di Ubud kita akan membuat sebuah tempat yang yang kira-kira Ubud ini hampir sama seperti forbidden city, Bali akan punya seperti tempat terbatas, dengan segala pertunjukkan kita lagi pikirkan masterplannya," katanya dalam konfernesi pers di Ubud, Senin (28/12/2020).

Menurutnya, dengan pengembangan pariwisata di Ubud tersebut, Bali akan menjadi contoh pengembangan quality tourism. Bali pun dinilai lebih siap dalam mengembangkan quality tourism dibandingkan destinasi wisata lainnya.

"Kita tidak hanya jual pantai, kita akan mulai kembali jual kebudayaan yang lebih terbatas, dan itu akan kita dorong dan kalau bisa merawat kebudayaan pariwisata itu dengan sendiri bisa dirawat, jadi merawat kebudayaan dengan pariwisata," sebutnya.

Lebih lanjut, Suharso mengatakan shifting dari quantity tourism ke quality toursim merupakan hal yang akan terjadi ke depannya. Bali yang lebih siap dalam mengembangkan quality tourism dinilai perlu didukung oleh UMKM setempat yang bergerak dalam penjualan cinderamata dan semacamnya.

"Ini mengingatkan saya waktu muda, ketika datang ke Bali daerah Mas, Ubud banyak berjejer kerajinan, tempat buat kerajinan itu sangat terbatas peminat, itu yang perlu kita dorong," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper